Kemajuan Investasi Tekan Angka Pengangguran di Pati

Kemajuan-Investasi-Tekan-Angka-Pengangguran-di-Pati

ILUSTRASI: Para pekerja salah satu pabrik yang ikut berperan mengurangi pengangguran di Pati. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id – Kemajuan investasi yang digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati berbuah manis dengan berdirinya pabrik industri. Setelah sebelumnya berdiri pabrik manufaktur asal Korea Selatan, PT. Seijin di Kecamatan Margorejo, pada Juli atau bulan Agustus nanti, PT. HWI yang juga berasal dari Korea Selatan juga akan mulai beroperasi, tepatnya di Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati.

Keran investasi yang cukup baik ini pun disambut oleh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Pati. Kepala Disnaker Pati, Bambang Agus Yunianto mengatakan, keberadaan sektor industri tersebut mampu menyerap tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di Pati.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pati, pada tahun 2021, angka pengangguran di Pati mengalami penurunan sebesar 0,14 persen dari tahun sebelumnya.

“Pengangguran di Pati berkurang karena ada perusahaan-perusahaan yang masuk. Apalagi nanti di Batangan jika mesinnya sudah sampai akan membuka lowongan pekerjaan,” ungkap Agus.

Meski angka pengangguran di Pati sempat mengalami kenaikan pada tahun 2020 karena kasus Covid-19,  jumlah tersebut perlahan mulai turun seiring dengan melandainya kasus Covid-19 dan mulai berkembangnya perusahaan-perusahaan di Pati.

Rendahnya angka pengangguran di Pati ini, diibaratkan Agus seperti keberadaan PT. Seijin. Agus mengatakan, bahwa setiap harinya perusahaan manufaktur tersebut membuka lowongan kerja kurang lebih 100 orang. 

“Seperti Seijin setiap harinya rekrut 100 orang. Tadi saya sempat ngobrol dengan HRD-nya, karena antara yang masuk dan keluar hampir sama, tidak ada alasannya (mereka keluar). Hal ini berarti peluang kerja bagi masyarakat Pati masih terbuka lebar,” ungkapnya.

Salah satu langkah yang diambil Disnaker untuk mengurangi pengangguran, adalah melakukan job fair. Akan tetapi, pada tahun ini program tersebut tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan anggaran.

“Saya kemarin sudah koordinasi dengan Kemnaker itu kok belum ada informasi. Kita sendiri iya belum tahu, karena APBD dipotong 50 persen, tapi tidak mengubah kemungkinan kita sampaikan saja di aplikasi karirhub,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Koran Lingkar)

Exit mobile version