Kapal Nelayan Pati Dibakar di Perairan Laut Jorong, ABK Masih Diamankan

Kapal Nelayan Pati Dibakar di Perairan Laut Jorong, ABK Masih Diamankan

TERTANGKAP: Nelayan ABK Kapal Wahyu Mina Barokah IV asal Kabupaten Rembang dan Pati yang diamankan di Tanah Laut, Kalimantan Selatan. (R. Teguh Wibowo/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id – Kapal cantrang KM Wahyu Mina Barokah IV milik nelayan Pati dibakar di perairan Laut Jorong, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Senin (11/4) kemarin. Anak Buah Kapal (ABK) tersebut 15 orang merupakan warga Kabupaten Rembang dan 2 orang warga Pati saat ini masih diamankan di Satpolair setempat.

Peristiwa pembakaran kapal berawal saat nelayan lokal Kalimantan Selatan, seperti nelayan dari Kotabaru, Batulicin, Pagatan, Jorong, Asam-Asam, Kintap dan sekitarnya mendengar informasi ada kapal cantrang menangkap ikan di perairan berjarak sekira 11,8 mil dari bibir pantai. Mereka kemudian melakukan sweeping, hingga memergoki 3 unit kapal cantrang.

Saat sweeping, 2 kapal cantrang berhasil melarikan diri, sedangkan 1 kapal KM Wahyu Mina Barokah IV berhasil diamankan yang kemudian dibakar. Nelayan lokal terpancing emosi, karena salah satu kapal yang lolos seperti mengeluarkan suara tembakan.

Nelayan Pati-Rembang Keluhkan Kenaikan PNBP 200 Persen

Meski kapal dibakar, namun semua ABK dalam kondisi selamat. Mereka kemudian diserahkan kepada petugas Satpolair setempat.

Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Rembang, Kartono ketika dikonfirmasi, Selasa (12/4) mengaku sudah menerima kabar tersebut. 

Dari informasi yang dikumpulkan, kapal yang dibakar merupakan kapal milik nelayan Juwana, Kabupaten Pati. Namun sebagian besar Anak Buah Kapal (ABK) merupakan warga Rembang dan sering bersandar di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tasikagung.

“Biasanya pengurus paguyuban yang nanti akan menyelesaikan. Cuma karena ABK-nya banyak dari Rembang, kalau HNSI diminta bantuan, kami juga siap,” ungkapnya.

Belajar dari kejadian tersebut, Kartono menyarankan idealnya kapal-kapal besar menjauh dari pulau atau jarak 30 mil lebih.

Update : Kapal Nelayan Pati Dibakar, ABK Dipulangkan Lewat Tanjung Perak

“Syukur bisa di atas 71 mil. Kalau terlalu ke pinggir, tetap rawan dioyak-oyak nelayan lokal. Soalnya alat tangkap mereka dulu-dulu sering rusak oleh alat tangkap dari kapal Jawa. Kan pernah kapal dari Tegal juga dibakar di sana,” imbuh Kartono.

Sementara itu, Kasat Polair Polres Rembang, AKP Sukamto menanggapi pihaknya sampai Selasa siang belum diajak koordinasi dari Kepolisian Tanah Laut terkait nelayan Kabupaten Rembang dan Pati yang diamankan di sana.

“Kami belum diajak koordinasi. Kita juga belum dapat konfirmasi dari pemilik kapal, bagaimana tindak lanjutnya,” tandasnya.

Berdasarkan data dari kepolisian, rincian identitas ABK yang berasal dari Rembang yakni Amal Ahmad Yusuf (26) warga Desa Pandan Kecamatan Pancur, Setyo Wahyudi (33) warga Desa Waru, Suparjo dan Widi Ardianto (25) warga Desa Pasar Banggi Rembang, Samsudin (21) warga Kelurahan Leteh Rembang, Ahmad Juhairi (28) warga Desa Purworejo Kecamatan Kaliori, Slamet Wiyarso (41) warga Desa Labuhan Kecamatan Sluke, M David Febianto (22 tahun) warga Desa Purworejo Kecamatan Kaliori dan Yoyok Yudiono (30) warga Desa Tambakagung Kecamatan Kaliori.

Kemudian Agus Priyono (39) warga Kelurahan Tanjungsari Rembang, Sariful Huda (36) warga Desa Bogorejo Kecamatan Sumber, Toha Said Hariyanto (19) warga Desa Pengkol Kecamatan Kaliori, Jaya Hartono (32) warga Desa Karangsekar Kecamatan Kaliori, Dwi Okta Imawan (25) warga Desa Karangsekar Kecamatan Kaliori, Ahmad Kholid (27) warga Desa Kedungasem Kecamatan Sumber. Sedangkan 2 warga Kabupaten Pati, yakni Sukahar (40) warga Desa Kedalon Kecamatan Batangan dan Ahmad Kharisma (18) warga Desa Bendar Kecamatan Juwana. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version