Intip Keseruan Tradisi GasDeso di Blora

MERIAH: Warga berkumpul penuh sukacita merayakan tradisi GasDeso yang sempat vakum karena adanya pandemi Covid-19, Rabu (16/06). (Lilik Yuliantoro/Lingkarjateng.id)

MERIAH: Warga berkumpul penuh sukacita merayakan tradisi GasDeso yang sempat vakum karena adanya pandemi Covid-19, Rabu (16/06). (Lilik Yuliantoro/Lingkarjateng.id)

BLORA, Lingkarjateng.idSedekah bumi atau bersih desa merupakan salah satu upacara adat berupa prosesi seserahan hasil bumi dari masyarakat kepada alam. Biasanya ditandai dengan pesta rakyat yang melambangkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Seperti yang dilakukan Pemerintah Desa Purwosari, Kecamatan Blora Kota, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ini.

Untuk melestarikan budaya dan menjaga kearifan lokal GasDeso, warga Desa Purwosari menggelar sarasehan di dekat sungai wilayah setempat. Tampak warga sangat antusias mengikuti GasDeso. Bahkan masyarakat dari luar desa ikut berbondong-bondong datang ke Desa Purwosari untuk berebut tumpengan yang telah didoakan oleh modin desa.

Kardi (64), warga Desa Purwosari mengaku senang dengan digelarnya kembali sedekah bumi, yang sempat tertunda karena wabah Covid-19. Menurutnya, budaya tersebut sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada alam yang telah memberikan kelimpahan hasil pertanian.

Pekerja Non Upah Blora Diminta Daftar BPJS Ketenagakerjaan, Ini Penjelasannya

“Seneng sanget, saget wonten meleh acara GasDeso niki. Napa meleh, ajeng kaleh tahun meniko dilanda Corona, lan niki nembe wonten GasDeso meleh. Tontonane nggeh katah, wonten kethoprak, barongan, jambean, nggeh seneng saget ngerasake gempal bareng kaleh warga sakdesa napa luar desa,” ucapnya dengan logat Jawa Blora, Rabu (15/06).

(Senang sekali, bisa ada acara GasDeso ini. Apalagi hampir dua tahun ini dilanda Corona, dan baru sekarang ada GasDeso lagi. Hiburannya juga banyak, ada ketoprak, barongan, jambean. Senang sekali dapat berkumpul bersama warga satu desa dan luar desa.)

Ia berharap, tidak ada lagi pandemi Covid-19 dan semua warga bisa bekerja lagi dengan lancar seperti sebelum pandemi melanda. Ia juga berharap, desa dihindarkan dari berbagai penyakit. Mengingat saat ini, para hewan ternak juga sedang diuji dengan adanya penyakit mulut dan kuku (PMK). Ia berharap, segala macam penyakit enyah dan seluruh hewan ternak bisa sehat-sehat semua.

Dalam keseruan budaya GasDeso tersebut, Kepala Desa Purwosari, Annisa Widhi Rumdani menuturkan bahwa sedekah bumi merupakan manifestasi rasa syukur masyarakat Desa Purwosari terhadap berkah yang mereka terima.

“Sedekah bumi merupakan tradisi yang sudah dilakukan rutin oleh masyarakat setempat setiap tahun. Ini dilakukan sebagai wujud rasa syukur masyarakat Purwosari atas berkah dan rezeki yang diberikan oleh Allah,” ungkapnya.

Disdik Blora Gelar Sosialisasi Penulisan Blangko Ijazah SMP

Annisa menambahkan, GasDeso merupakan tradisi warga yang rutin dilaksanakan setiap tahun menjelang Hari Raya Idul Adha. Selain sebagai wujud rasa syukur masyarakat atas melimpahnya hasil panen pertanian, juga sebagai wadah dalam memberikan hiburan kepada masyarakat dalam meningkatkan kerukunan serta keharmonisan antarwarga yang selama ini telah terjalin. 

Karena itu, sebagai Kades ia berharap dengan adanya tradisi sedekah bumi bisa menjadikan warga Desa Purwosari menjadi lebih bersyukur atas berkah dan nikmat dari Allah. Selain itu, warga diberi kemudahan dalam menjalankan aktivitasnya.

“Kami sudah lama menunggu tradisi sedekah bumi ini. Tradisi ini justru membuat kami lebih akrab. Nasi dan jajanan yang kami buat juga kami sediakan buat keluarga, saudara, dan teman-teman yang ada di Blora. Sehingga melalui sedekah bumi ini, saya berharap masyarakat bisa lebih bersyukur atas berkah yang diterima dan mengerti arti pentingnya saling berbagi bersama,” urainya.

Agenda tahunan di Desa Purwosari ini telah menjadi tradisi turun-menurun. Sebagai kepala desa, ia hanya memfasilitasi apa yang sudah menjadi tradisi dan kemauan warga.Tak lupa, ia selalu mengingatkan untuk menjaga protokol kesehatan Covid-19.

“Semoga tahun depan kami bisa menyelenggarakan kembali tradisi ini. Khususnya masyarakat Purwosari bisa kembali menikmati sajian hiburan yang ada dalam salah satu tradisi kearifan lokal ini,” harapnya. (Lingkar Network | Lilik Yuliantoro – Koran Lingkar)

Exit mobile version