Harga Komoditas Melambung Naik, Pedagang Kecil di Semarang Rugi

BERDAGANG: Sukini (62), pedagang makanan kecil di pinggir jalan Semarang Selatan mengeluhkan dagangannya merugi akhir-akhir ini. (Adimungkas/Lingkarjateng.id)

BERDAGANG: Sukini (62), pedagang makanan kecil di pinggir jalan Semarang Selatan mengeluhkan dagangannya merugi akhir-akhir ini. (Adimungkas/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id Sukini (62), pedagang makanan kecil yang berjualan di pinggir jalan Semarang Tengah mengeluhkan harga beberapa komoditas pangan yang mengalami kenaikan. Ia mengungkapkan, dampak dari naiknya harga komoditas pangan menyebabkan omzetnya berkurang hingga 50 persen. 

Sukini menjelaskan beberapa bahan naik, misalnya harga tepung awalnya Rp 8 ribu sekarang Rp 10 ribu. Cabai setan yang awalnya hanya Rp 80 ribu sekarang Rp 120 ribu. Kemudian harga ayam yang awalnya Rp 28 ribu kini naik di angka Rp 35 ribu per kilogramnya.

Begitu pun minyak juga masih mahal, apalagi untuk membelinya juga harus menggunakan KTP.

“Harga bahan-bahan masakan naik semuanya, omzet berkurang,” terangnya.

6 Pelaku Pengeroyokan di SPBU Semarang Dibekuk, Ini Kronologinya

Namun, untuk mengantisipasi agar pelanggannya tak kabur ke pedagang lain, dirinya terpaksa tidak menaikkan harga maupun kuantitas makanan. Makanan yang ia jual saja jika habis, ia lebih bersyukur daripada harus menaikkan harga, tapi banyak pelanggan yang berkurang.

“Ya kalau di sini aku naikke kasihan yang makan, ya biarin aja lah, aku ngitungnya nggak tega gitu, omzetnya yang berkurang habisnya kalau buat belanja itu mahal,” keluhnya.

Hal senada diungkapkan oleh Putri (50), pedagang makanan kecil yang sama mengeluhkan harga cabai. Ia mengaku makin kewalahan, ditambah lagi harga bawang merah, bawang putih, sayur bayam dan kangkung yang juga ikut naik.

Harga bayam yang biasanya Rp 3 ribu saja sekarang menjadi Rp 8 ribu, kemudian kangkung yang biasanya seharga Rp 3 ribu kini menjadi Rp 6 ribu. Dirinya mengungkapkan, terakhir membeli cabai di Pasar Johar Semarang dengan harga sudah diatas ratusan ribu per kilogramnya. 

PSIS Semarang Resmi Lepas Finky Pasamba

Ia memperkirakan kenaikan harga telah terjadi selama tiga hari berturut-turut. Berdasarkan informasi yang didapat, penyebab kenaikan harga lantaran dari petani mengalami gagal panen, bahkan banyak yang membusuk terkena air hujan.

Namun dalam usahanya itu, ia mengatakan tak menaikkan harga secara signifikan. Putri lebih memilih untuk mengurangi porsi makanan yang ia jual, agar usahanya tak merugi. Ia pun berharap, dengan keluhan masyarakat ini, pemerintah bisa segera turun tangan untuk kembali menormalkan harga.

“Saya enggak tega, walaupun naik, ya porsinya aku kurangin sedikit lah, biar semua bisa ikut merasakan, kalau pendapatan berkurang pasti, biasanya dapat segini jadi segini ‘kan berkurang habis untuk belanja,” tandasnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)

Exit mobile version