Harga Bahan Pokok Terus Naik, Ini Tanggapan Disdagperin Pati

ILUSTRASI: Pedagang menjual kebutuhan pokok. (Ant/Lingkarjateng.id)

ILUSTRASI: Pedagang menjual kebutuhan pokok. (Ant/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.idDinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Pati melalui Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan, Kuswantoro memastikan stok dan harga bahan pokok di pasar-pasar tradisional stabil. Meski begitu, harga cabai merah saat ini masih cukup tinggi. Menurutnya, hal tersebut diakibatkan oleh cuaca tak menentu yang berujung pada gagal panen.

“Ada (kenaikan), tapi kalau tidak terlalu. Cabai di Pati ini ada yang datang dari Blitar, Tulungagung dan Malang. Informasinya juga sama, sulit menanamnya. Kalau dulu melimpah ya ada yang masuk (Pati) mempengaruhi harga disini hancur,” tutur Kuswantoro.

Pihaknya berharap adanya kestabilan harga bahan pokok, baik di kalangan petani maupun di pasaran. Sehingga, antara petani sebagai produsen dan masyarakat sebagai konsumen tidak ada yang dirugikan. Pihaknya pun akan senantiasa memantau dan menjaga kestabilan harga bahan pokok yang ada di pasar tradisional di Kabupaten Pati.

MENERANGKAN: Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdagperin) Kabupaten Pati, Kuswantoro, saat ditemui di ruangannya. (Arif Febriyanto/Lingkarjateng.id)

“Memang kenaikan atau penurunan kita anggap wajar, kita tidak bisa melihat hanya dari satu sisi kalau terlalu murah kasihan petaninya kalau terlalu tinggi konsumen yang kasihan. Kalau tinggi tidak apa-apa asal terjangkau. Yang saya harapkan komoditas itu harganya terjangkau dan terbeli oleh masyarakat, kalau murah terus kasihan petaninya,” imbuhnya.

Bahan pokok lain yang terimbas dari perubahan cuaca ini, katanya, adalah bawang merah. Sehingga, harganya saat ini mahal meski stok masih cukup. Bahkan, bawang merah lokal ini mengalahkan harga bawang putih.

“Bawang merah juga lumayan Rp 60 ribuan, cukup tinggi daripada beberapa bulan yang lalu hanya Rp 10 ribuan. Kalau bawang putih ini harganya biasa saja tidak ada perubahan. Berkisar Rp 31-32 ribu masih seperti kemarin, malah kalah sama bawang merah,” tutupnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version