Forum Anak Keluhkan Pernikahan Dini, Gubernur Ganjar Siap Beri Solusi

MENYAMPAIKAN: Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam acara Musrenbangwil se-eks-Karesidenan Pati di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, Senin (25/4). (Dok. Pemprov Jateng/Lingkarjateng.id)

MENYAMPAIKAN: Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam acara Musrenbangwil se-eks-Karesidenan Pati di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, Senin (25/4). (Dok. Pemprov Jateng/Lingkarjateng.id)

BLORA, Lingkarjateng.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah pada Senin (25/4) melaksanakan kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) se-eks-Karesidenan Pati atau wilayah Wanarakuti dan Banglor di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora. Acara tersebut ditujukan untuk menampung usulan pembangunan yang akan dijalankan pada tahun 2023 mendatang dengan dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Dalam penyampaian usulan tersebut, forum anak, perwakilan perempuan dan penyandang disabilitas menjadi tiga komunitas yang selalu dilibatkan Ganjar Pranowo dalam pembangunan. Selain itu, tiga kelompok tersebut memiliki hak menyampaikan pendapat urutan pertama pada setiap Musrenbang.

Seorang perwakilan forum anak bernama Yani menyampaikan ke Gubernur Ganjar tentang maraknya pernikahan anak. Bahkan menurut siswa SMAN 1 Ngawen ini, sepanjang tahun 2022, di desanya terdapat 15 anak yang melakukan pernikahan dini.

Perwakilan forum anak menyampaikan pendapat terkait pernikahan dini yang terjadi di desanya. (Dok. Pemprov Jateng/Lingkarjateng.id)

“Di desa saya banyak teman-teman yang menikah dini. Di tahun ini, sudah ada 15 anak menikah dini. Rata-rata usianya masih 12-15 tahun, Pak,” ujar Yani.

Yani mengungkapkan, banyak diantara mereka memutuskan menikah dini lantaran tuntutan ekonomi keluarga. Orang tua mereka terpaksa menikahkan anak-anak karena dilanda kemiskinan.

Ganjar Pranowo Ingin Distribusi Minyak Goreng di Kendal Dievaluasi

“Kalau tidak dinikahkan, jadi beban keluarga. Akhirnya, mereka dinikahkan ke orang yang lebih tua, Pak. Yang lebih mapan,” tambahnya.

Yani meminta Gubernur Ganjar untuk membantu menyelesaikan persoalan itu. Menurutnya, pernikahan anak usia dini harus dicegah demi masa depan anak-anak.

“Kami minta diberikan pelatihan, Pak. Editing film, pelatihan menjahit, pelatihan lain, agar kita punya skill dan bisa menopang ekonomi keluarga. Kami juga minta diberikan pendidikan tentang reproduksi atau sex education di sekolah agar lebih paham,” terang Yani.

Gubernur Ganjar pun cukup terkejut dengan laporan Yani. Dirinya langsung meminta Dinas Perempuan dan Anak untuk turun dan memberikan pelatihan pada anak-anak di desa tersebut.

Ganjar Pranowo Siap Arahkan Kesejahteraan Atlet Difabel Berprestasi

“Saya minta nomor teleponmu, ya? Nanti biar Dinas saya langsung turun. Kamu kumpulkan teman-teman kamu yang siap dilatih, nanti akan kami berikan pelatihan,” ujar Ganjar.

Ganjar bangga melihat anak-anak begitu aware pada persoalan yang mereka hadapi. Mereka berani berbicara dan mengampanyekan soal itu.

“Anak-anak itu peduli pada temannya, khususnya soal pernikahan dini. Mereka dinikahkan karena alasan ekonomi orang tua. Bahkan yang menjadi keresahan kita, usianya ada yang 12 tahun, lho,” ucapnya.

Gubernur Ganjar mengungkapkan, gerakan Jo Kawin Bocah memang menjadi program yang terus digencarkan, dari sosialisasi hingga pendekatan ke sekolah-sekolah untuk sex education.

Ganjar Pranowo Buka Suara Terkait SE Penundaan Bansos Jika Tak Vaksin

“Kita akan kerja sama dengan BKKBN, Dinkes dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk masuk ke sekolah dan desa-desa, melakukan sosialisasi dan edukasi. Termasuk, tadi anak-anak minta difasilitasi pelatihan, tentu akan kami penuhi,” katanya.

Ganjar mengimbau kepada masyarakat, khususnya orang tua untuk lebih peduli lagi terhadap masa depan anak-anaknya. Apa yang dilaporkan forum anak dalam Musrenbangwil tersebut menjadi warning bagi para orang tua.

“Kita dituntut memberikan kepercayaan diri pada anak-anak. Berikan semangat pada mereka untuk mendapatkan cita-citanya. Gerakan Jo Kawin Bocah harus terus kita gaungkan agar bisa diterima dan dipahami oleh masyarakat banyak,” pungkasnya. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)

Exit mobile version