PATI, Lingkarjateng.id – Keberadaan kawasan industri di Kabupaten Pati berperan penting terhadap penyerapan tenaga kerja. Selain perusahaan asing, keberadaan pabrik rokok pun turut berperan dalam mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Pati.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Pati, Bambang Agus Yunianto belum lama ini. Setidaknya, ada tiga pabrik rokok di Kabupaten Pati yang merupakan anak cabang dari pabrik rokok yang berpusat di Kabupaten Kudus.
“Pekerja sendiri paling banyak jadi buruh rokok. Pabrik rokok kan ada 3 di Kabupaten Pati, yaitu di Desa Kajar Kecamatan Trangkil, di Kecamatan Tayu dan di Kecamatan Juwana. Kabupaten Pati kan kota industri dan kota petani juga,” terangnya.
Setidaknya, keberadaan pabrik rokok ini mampu menyerap lebih dari 4.000 buruh yang didominasi oleh perempuan. Ia menambahkan bahwa, ada bantuan tersendiri dari pemerintah untuk buruh rokok berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT).
“Untuk bantuan buruh rokok ada BLT. Dulu tahun 2021 masih masuk di Disnaker. Tetapi mulai tahun 2022 ini, sudah masuk ke Dinas Sosial,” jelasnya.
Mengenai besaran BLT yang diberikan, Agus mengakui tidak tahu, mengingat sudah bukan wewenang Disnaker Kabupaten Pati lagi. Tetapi, ketika masih di bawah naungan Disnaker Kabupaten Pati, tambahnya, jumlah yang diberikan oleh pemerintah kepada buruh pabrik rokok sebesar Rp 300 ribu.
“Alhamdulillah, kemarin hampir 4.000 buruh rokok yang dapat BLT. Untuk total besaran, sekarang saya kurang tahu. Ada sekitar 4.500-an buruh rokok, semuanya perempuan,” lanjutnya.
Agus mengungkapkan bahwa, akan dibuka lagi pabrik di Desa Widorokandang, Kecamatan Pati. Di mana pabrik ini merupakan mitra kerja dari pabrik sepatu HWI Batangan (PT HWI). Dengan dibukanya pabrik baru, harapannya sektor industri akan menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja, sehingga bisa menekan angka pengangguran di Kabupaten Pati. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)