SEMARANG, Lingkarjateng.id – Warga Desa Wadas berbondong-bondong melakukan aksi demonstrasi di Gedung Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Aksi demo tersebut dilakukan bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup yang jatuh pada Senin (06/06).
Dalam aksinya, warga Wadas bersikukuh menolak rencana penambangan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Mereka ingin mempertahankan kelestarian lingkungan di wilayahnya.
Sejak tahun 2015, rencana pertambangan bergulir di Desa Wadas. Sejak saat itu pula warga Wadas telah melakukan berbagai upaya penolakan. Prinsip hidup berkelanjutan menjadi alasan utama penolakan mereka yaitu untuk menjaga keutuhan desa dan merawat warisan nenek moyang dari rencana pertambangan di Desa Wadas.
Dalam peringatan hari Lingkungan Hidup Sedunia, warga Wadas ingin mengingatkan para pengambil kebijakan bahaya kerusakan lingkungan dan kehidupan sosial. Sebab hal itu bukan hanya persoalan yang menghantui kehidupan warga Wadas semata, melainkan masyarakat luas. Lingkungan yang dimaksud ialah sumber kehidupan, pengetahuan, sejarah dan kebudayaan.
Aksi damai tersebut diikuti oleh 120 orang warga Wadas. Mereka menuntut kepastian dari Gubernur Ganjar Pranowo untuk membatalkan rencana pertambangan di Wadas.
“Tuntutan kami, yang pertama dan yang utama adalah Ganjar membatalkan rencana pertambangan di Wadas. Kemudian yang kedua, Ganjar harus mencabut izin penetapan lokasi (IPL) pertambangan di desa tersebut. Kemudian yang ketiga, Ganjar juga harus melakukan penghentian teror mental yang dilakukan aparat terhadap warga yang kontra,” ujar Sana Ullaili, Koordinator Aksi Desa Wadas.
Ia menambahkan, masih banyak warga Wadas yang ingin mempertahankan bumi yang mereka tinggali selama ini sebagai sumber kehidupan.
“Masih banyak warga, sekitar 700–1.000 orang yang konsisten melakukan penolakan terhadap rencana pertambangan di Wadas,” tambahnya.
Mereka berharap, aksi yang mereka lakukan berbuah manis dan dapat menyelamatkan kelestarian lingkungan di Desa Wadas sehingga terus terjaga.
“Semoga suara kami didengar dan sumber kehidupan warga Wadas tidak rusak karena adanya pertambangan tersebut,” tandasnya. (Lingkar Network | Wahyu Indriyati – Koran Lingkar)