Berantas Hama, Bupati Sumarni Gropyokan Tikus Bareng Petani Grobogan

Berantas Hama, Bupati Sumarni Gropyokan Tikus Bareng Petani Grobogan

MENUNJUKKAN: Bupati Sumarni bersama Forkopimda memperlihatkan hasil tangkapan tikus usai melakukan gropyokan. (Muhammad Ansori/Lingkarjateng.id)

GROBOGAN, Lingkarjateng.id Bupati Grobogan Sri Sumarni bersama Wakil Bupati Bambang Pujiyanto, Forkopimda, OPD, dan Forkopimcam terjun langsung ke lahan pertanian membantu petani melakukan gropyokan tikus di Desa Kluwan, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan pada Senin, 10 Oktober 2022.

Bupati Sumarni mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk membantu petani memberantas hama pertanian pada masa tanam (MT) pertama. Hal ini agar hasil panen nantinya tetap melimpah.

Bupati Sumarni mengatakan bahwa, Kabupaten Grobogan dikenal sebagai daerah sentra pangan dan lumbung pangan Jawa Tengah, bahkan Nasional. Komoditas unggulannya berupa padi, jagung, dan kedelai.

Selain itu, palawija dan hortikultura, seperti kacang hijau, kedelai, bawang merah, cabai, pisang, semangka, melon, tebu, dan tembakau juga masuk dalam komoditas unggulan dari Kabupaten Grobogan.

BANTU PETANI: Bupati Grobogan Sri Sumarni bersama Forkompimda saat melakukan gropyokan tikus di lahan Desa Kluwan, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan pada Senin, 10 Oktober 2022. (Muhammad Ansori/Lingkarjateng.id)

“Kita melaksanakan Gerakan Pengendalian OPT  tikus, karena tikus merupakan hama bagi tanaman pertanian yang berkembang biak sangat pesat dan merusak. Dalam kegiatan ini setiap ekor tikus akan dihargai Rp1.000, dan dilombakan untuk tangkapan tikus terbanyak antar Gapoktan,” ujarnya.

Bupati Sumarni menyatakan, pembangunan sektor pertanian sangat penting dan terus ditingkatkan. Sebab, banyak prestasi bidang pertanian yang telah diraih, seperti pada Tahun 2021, produksi padi di Kabupaten Grobogan peringkat 1 Provinsi Jawa Tengah dan Peringkat 7 Nasional. Produksi jagung dan kedelai juga peringkat 1 tingkat Jawa Tengah dan Nasional. 

Namun, selama dua tahun ini Kabupaten Grobogan diterpa badai pandemi Covid-19. Meski begitu, sektor pertanian masih tangguh dan mampu bertahan. Hal ini dibuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Grobogan di tahun 2020 saat pandemi, walaupun mengalami penurunan, namun tidak separah nasional, provinsi, dan beberapa daerah lain.

Lebih lanjut terkait dampak pandemi, belakangan ini, menurutnya, pemerintah telah mengambil kebijakan pengurangan subsidi BBM agar subsidi lebih tepat sasaran. Pengurangan subsidi berpotensi terjadinya inflasi, karena sejumlah komoditas mengalami kenaikan harga.

Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Grobogan mengambil beberapa langkah kebijakan di bidang pertanian, antara lain gerakan menanam cabai di pekarangan. Setiap desa akan mendapatkan bantuan sebanyak 800 bibit dan 800 kilogram pupuk organik. Cabai tersebut ditanam dan dipelihara sehingga dapat dipanen setelah 2 bulan. 

Selain itu, melalui padat karya pertanian dengan melakukan pengerukan jaringan irigasi yang menunjang kegiatan pertanian, sehingga distribusi air ke sawah lebih lancar. Setiap desa dengan peserta padat karya sebanyak 25 orang dengan upah sebesar Rp90.000 sehari. Kemudian juga diberikan bantuan BBM untuk traktor dan pompa air. Bantuan BBM ini diberikan kepada petani yang memiliki traktor dan pompa air yang sudah didaftarkan. 

Pihaknya berharap, penerima bantuan tidak menaikkan jasa traktor maupun pompa, sehingga tidak memberatkan petani. Kebijakan Pemerintah Daerah di bidang pertanian ini dalam rangka untuk membantu petani dan masyarakat, khususnya yang berpenghasilan rendah. Bantuan ini sifatnya hanya stimulan dan penggugah semangat.

“Saya berharap Gapoktan, Poktan, dan petani serta masyarakat secara umum agar terus bergotong royong, agar secara mandiri terus berupaya mempertahankan produksi pertanian ya, dan tetap saling membantu satu sama lain. Ciri dan semangat gotong royong inilah yang menjadikan daerah kita kuat, pertanian kita hebat, dan rakyat semakin sejahtera,” harapnya.

Kepala Dinas Pertanian Grobogan, Sunanto menambahkan, dalam kegiatan gropyok tikus selama satu pekan ini telah didapatkan sebanyak 3.650 ekor tikus. Pihaknya pun akan menggelar lomba gropyokan tikus, di mana hasil tangkapannya setiap ekor dihargai Rp1.000.

“Jumlah tikus yang ditangkap berjumlah 3.650 ekor. Jadi pelaksanaan baru seminggu 35 desa yang melakukan gropyokan,” jelasnya. (Lingkar Network | Muhammad Ansori – Koran Lingkar)

Exit mobile version