PATI, Lingkarjateng.id – Maraknya berita hoax di media sosial (medsos) bersifat provokatif sangat berpotensi mengganggu ketenteraman masyarakat. Seperti baru-baru ini terjadi di Pati, di mana Kepolisian Resor (Polres) Pati termakan hoax demo takbir keliling yang ramai tersebar di Facebook.
Anggota DPRD Pati, Noto Subiyanto pun meminta kepada masyarakat Pati untuk tidak mudah terprovokasi berita-berita yang muncul di media sosial. Dirinya pun memberikan contoh kasus Presiden Jokowi yang sempat dituduh korupsi.
“Banyak hoax di media sosial. Bahkan ada yang bilang Presiden Jokowi korupsi, tapi nyatanya tidak. Jika benar Presiden Jokowi terbukti korupsi, ia dan seluruh keluarganya pasti akan diserang habis-habisan,” bebernya kepada Lingkarjateng.id, Kamis (21/4).
Termakan Hoax Demo Takbir Keliling di Pati, Pasukan Disiagakan
Melalui media sosial, masyarakat dapat berkomentar sesuka hati. Hal ini sering sekali disalahgunakan oknum untuk menebar ujaran kebencian maupun provokasi yang berpotensi menimbulkan kegaduhan dan polemik. Karena itu, politisi Fraksi PDI-P DPRD Pati ini pun mengingatkan masyarakat agar hal itu jangan sampai dilakukan, karena bisa berdampak ke ranah hukum.
“Masyarakat ini kalau di media sosial paling jago, karena mereka bebas berkomentar mau ketik apa bebas. Tapi nanti kalau ditangkap baru tahu rasa,” katanya.
Noto Subiyanto mengingatkan masyarakat, khususnya warga Pati untuk bijak dalam menggunakan media sosial, dan tidak mudah terprovokasi berita atau isu yang disebar orang tak bertanggung jawab di media sosial.
“Jadi ya, masyarakat harus bijak dalam bermedsos. Jangan mudah terprovokasi, seperti isu demo menuntut diizinkannya takbir keliling kemarin,” tandasnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)