2.597 Hektare Lahan Pertanian di Kendal Terdampak Banjir

TERENDAM BANJIR: Kondisi sawah yang terendam banjir di Langenharjo Kendal, pada Selasa, 3 Januari 2023. (Arvian Maulana/Lingkarjateng.id)

TERENDAM BANJIR: Kondisi sawah yang terendam banjir di Langenharjo Kendal, pada Selasa, 3 Januari 2023. (Arvian Maulana/Lingkarjateng.id)

KENDAL, Lingkarjateng.id – Sekitar 2.597 hektare lahan pertanian di Kabupaten Kendal terendam banjir. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kendal, Pandu Rapriat Rogojati, pada Selasa, 3 Januari 2023.

Pandu mengatakan, sebagian besar lahan yang terendam banjir merupakan lahan yang ditanami padi dan tersebar di 11 kecamatan di Kabupaten Kendal.

“11 kecamatan. Yaitu, Kendal sebanyak 353 hektare, Brangsong 298 hektare, Kaliwungu 246 hektare, Kaliwungu Selatan 16 hektare, Ngampel 128 hektare, Patebon 556 hektare, Pegandon 15 hektare, Cepiring 334 hektare, Weleri 251 hektare, Ringinarum 45 hektare dan Rowosari 355 hektare,” terangnya.

Sedangkan jumlah desa atau kelurahan yang lahan pertaniannya terdampak banjir, yaitu Kecamatan Kendal 15 kelurahan, Patebon 14 desa, Cepiring 12 desa, Ngampel 11 desa dan Kecamatan Rowosari 10 desa.

“Selain itu di Kecamatan Weleri tujuh desa, Brangsong enam desa, Kaliwungu lima desa, Ringinarum empat desa, Pegandon tiga desa dan Kaliwungu Selatan dengan dua desa,” bebernya.

Selain tanaman padi, lahan pertanian yang terendam banjir adalah lahan tanaman jagung yang ada di Kecamatan Ringinarum, Patean dan Brangsong dengan total lahan seluas 1.526 hektare.

“Selain itu juga tanaman bayam, kacang panjang dan kangkung yang terdampak di Kecamatan Brangsong dengan total luas lahan empat hektare,” imbuhnya.

Sebagai langkah penanganan, Dispertan Kendal segera melakukan inventarisasi data kerugian lahan pertanian yang terendam banjir. Selain itu juga berupaya mengajukan bantuan untuk para petani yang terdampak.

“Untuk kebutuhan para petani yang terdampak banjir, kami berupaya meminta bantuan ke pemerintah pusat. Kami juga mengajukan bantuan ke pemerintah provinsi,” ungkapnya.

Sementara itu, salah seorang petani padi Desa Sudipayung, Kecamatan Ngampel, Lisin, mengaku pasrah lahan pertanian seluas sekitar setengah hektare yang ditanami padi terendam banjir. Bahkan terancam mati dan gagal panen.

“Ya, mau gimana lagi memang cuacanya masih seperti ini. Semua juga mengalami banjir. Harapannya ada bantuan dari pemerintah untuk kami,” ujarnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Koran Lingkar)

Exit mobile version