Perayaan Nyepi, Hendrar Prihadi Tegaskan Tak Ada Mayoritas dan Minoritas

MERAYAKAN: Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi saat menghadiri kegiatan Dharma Santi Hari Raya Nyepi tahun Saka 1944 di Balaikota Semarang. (Adimungkas/Lingkarjateng.id)

MERAYAKAN: Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi saat menghadiri kegiatan Dharma Santi Hari Raya Nyepi tahun Saka 1944 di Balaikota Semarang. (Adimungkas/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Dalam perayaan Hari Raya Nyepi, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menegaskan tidak ada suatu kelompok minoritas maupun mayoritas. Hal itu disampaikan oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.

Hendi sapaan akrabnya menyebut, perayaan Nyepi di Kota Semarang sebagai landasan dasar dalam pembangunan masyarakat dan terciptanya kehidupan yang harmonis dan rukun antar sesama. 

Sehingga menurutnya, tidak ada kelompok mayoritas bahkan minoritas di Kota Semarang. Pasalnya, hidup berdampingan merupakan upaya dalam keberagaman sebagai makna toleransi di masyarakat.

Hendrar Prihadi Raih 5 Kali Penghargaan Pembina Pelayanan Publik

“Saya meyakini bahwa proses pembangunan sebuah wilayah di Indonesia, termasuk Kota Semarang, landasan paling fundamentalnya adalah menciptakan keharmonisan dalam keberagaman,” tegas Hendi.

Hendi meyakini, dengan terjaganya situasi yang kondusif dalam masyarakat yang beragam akan menciptakan kehidupan yang tentram dan damai. Sehingga, pembangunan di wilayah ibu kota Jawa Tengah dapat terealisasikan secara baik dengan semangat gotong royong.

Karena dengan kehidupan yang tenang dan damai, kata Hendi, masyarakat dapat melakukan aktivitasnya dengan nyaman, serta tidak ada yang saling curiga antar sesama.

Perayaan Imlek, Hendrar Prihadi Minta Semua Etnis Bersinergi

“Terlebih kondusifitas wilayah yang baik ini penting agar kita dapat menjaga tren pembangunan yang positif, khususnya di Kota Semarang,” ujar Hendi.

Dengan begitu, dalam kesempatannya menghadiri perayaan Nyepi di Balaikota Semarang, merupakan suatu bentuk menumbuhkan semangat toleransi. Karena jika sudah ada basic dalam diri seseorang menurut Hendi, tidak akan ada rasa iri dan dengki antar sesama. 

“Saya harap kita bisa mengesampingkannya, dan tetap terus sebagai keluarga besar warga Kota Semarang, untuk menyongsong Indonesia lebih maju, Jateng gayeng dan Semarang semakin hebat,” ujar Hendi.

Hendrar Prihadi Dorong Seniman Kembangkan Kreativitas

Dalam perayaan Hari Raya Nyepi tahun Saka 1945 di Semarang, dirinya menyebut jika ada suatu kebijakan yang dikira kurang dan menyinggung perasaan, dia akan meminta maaf atas kebijakan yang kurang berkenan tersebut.

“Mudah-mudahan setelah memaafkan ini kita kembali menjadi fitri, menjadi suci dan kita bisa bekerja lebih maksimal untuk membangun bangsa dan negara khususnya Kota Semarang,” ungkapnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)

Exit mobile version