Ketua DPRD Jateng Instruksikan Minimalisir Dampak Negatif Tol Solo-Yogyakarta

BAMBANG KUSRIYANTO

Ketua DPRD Jawa Tengah, Bambang Kusriyanto (Dok DPRD Jateng / Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Ketua DPRD Jawa Tengah (Jateng) Bambang Kusriyanto menginstruksikan agar dampak negatif pembangunan Tol Solo-Yogyakarta bagi masyarakat dapat diminimalisir.

Dampak negatif tersebut diantaranya, berkurangnya lahan pertanian, hilangnya mata pencaharian masyarakat, hingga berpindahnya tempat usaha. Pengelola proyek Tol Solo-Yogyakarta diharapkan mencermati betul pemilihan rute dan tak segan mengubah Detailed Engineering Design (DED) jika pembangunan di tengah jalan dirasa merugikan masyarakat.

Bambang Kusriyanto tak menampik jika pembangunan tol memiliki sejumlah dampak negatif. Diantaranya ancaman berkurangnya lahan pertanian dan hilangnya mata pencaharian petani.

Pria yang akrab disapa Bambang Kribo ini mengungkapkan, wilayah Solo Raya, khususnya Kabupaten Klaten yang dilewati Tol Solo-Jogja selama ini dikenal memiliki lahan subur. Klaten juga merupakan daerah penghasil padi dan menjadi salah satu lumbung pangan nasional. 

Kekosongan Sekda Definitif Disorot Ketua DPRD Jateng, Ganjar masih Bungkam

“Ini yang harus diperhatikan. Keberadaan lahan pertanian dan saluran irigasi sebisa mungkin dipertahankan. Jika lahan pertanian tergusur tol, ada baiknya dipikirkan bagaimana mencari lahan pengganti,” kata politisi PDI Perjuangan tersebut.

Dia menambahkan, ada baiknya pemberian ganti untung bagi pemilik lahan juga mempertimbangkan konsep jangka panjang. Berkurangnya lahan produktif di Kabupaten Klaten akibat terkena jalur tol perlu dipikirkan. Yang tak kalah penting, bagaimana mata pencaharian para petani bisa tergantikan.

Mantan Ketua DPRD Kabupaten Semarang itu menambahkan, dampak lain yang perlu dicermati adalah kerugian lingkungan bagi masyarakat. Jangan sampai pembangunan tol mengakibatkan wilayah yang semula tidak dilanda banjir menjadi banjir.

“Ini juga harus diperhatikan. Bagaimanapun juga progres pembangunan harus terus berjalan karena ini masuk Proyek Strategis Nasional (PSN). Namun masyarakat jangan terabaikan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Bambang menambahkan, dampak negatif lain yang perlu diperhatikan adalah keberadaan tol jangan sampai membuat suatu daerah terisolir. Dia menyatakan, sepinya tempat usaha dan kuliner di jalur pantura dapat dijadikan pelajaran. Hal tersebut bisa diantisipasi dengan membangun banyak exit tol sehingga memudahkan pengendara keluar masuk jalan bebas hambatan.

Pembangunan Tol Solo-Yogyakarta saat ini terus berlangsung. Ruas Tol Solo-Yogyakarta akan dimulai dari Kartasura dan menyambung hingga New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulonprogo, DIY.

Seksi I di Jateng di ruas Solo-Purwomartani sepanjang 36 km di Klaten saat ini progres pembangunannya mencapai 11,5 persen. Sementara ruas Seksi II Purwomartani-Gamping memiliki panjang 23,43 km. Tol tersebut akan melewati 50 desa yang tersebar di 11 Kecamatan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)

Exit mobile version