SEMARANG, Lingkarjateng.id – Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, menyebut Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) menjadi salah satu pilar yang mampu mencegah Penyakit Tidak Menular (PTM) maupun menular. Hal itu perlu dilakukan agar masyarakat Ibu Kota Jawa Tengah bisa hidup sehat.
Kepala DKK Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, jumlah warga yang terjangkit penyakit tidak menular setiap tahunnya mengalami kenaikan. Penyakit yang paling banyak ditemui yakni Hipertensi, Diabetes Melitus (DM), dan Obesitas.
“Sebelum pandemi memang sudah kita lakukan Germas, tapi belum seheboh ketika kita terapkan protokol kesehatan saat pandemi. Saat ini memang belum tampak berubah, tapi ini usaha dalam rangka menekan penyakit tidak menular,” ujarnya.
Kabar Gembira, Kota Semarang Zero Covid-19
Hakam menuturkan, sebetulnya dengan konsep Smart City Kota Semarang menerapkan Germas. Bahkan ada lima klaster di dalam konsep tersebut. Pertama adalah klaster aktivitas fisik, kemudian klaster edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Selanjutnya klaster deteksi penyakit dini yang di dalamnya termasuk random sampling Covid-19. Keempat klaster pangan sehat dan bergizi dan terakhir klaster kesehatan lingkungan.
Guna memfasilitasi kelima klaster tersebut, pihaknya memiliki kegiatan bernama Lawang Sewu (Layanan Warga Semarang Sehat Setiap Waktu). Kegiatan ini, lanjutnya, diadakan di masing-masing Puskesmas yang ada di setiap kecamatan.
“Kita punya konsep baru, jadi kita punya data dari start up misalnya gofood, grabfood, shopee food, data nya kita minta per kelurahan, jadi nanti kita akan melihat faktor risiko warga yang paling tinggi di daerah tersebut. Sehingga kita bisa mengetahui pola makan mereka dari makanan yang sering dipesan,” jelasnya.
Lebih lanjut Hakam menjelaskan teknisnya yakni data pemesanan itu bisa dipantau di setiap kelurahan. Sehingga akan diketahui pola hidup warga di daerah mana yang kurang sehat. Langkah selanjutnya, DKK Semarang akan mengirimkan pakar nutrisi atau nutrisionis ke daerah tersebut untuk memperbaiki pola makan warga. Hal itu bertujuan agar warga yang terjangkit penyakit tidak menular akibat pola hidup yang tidak baik bisa berkurang. (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)