Dinkes Jateng: Vaksinasi Wilayah Pantura Masih Jadi PR Pemprov

VAKSINASI: Warga dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah saat vaksinasi, belum lama ini. (Adhik Kurniawan/Lingkarjateng.id)

VAKSINASI: Warga dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah saat vaksinasi, belum lama ini. (Adhik Kurniawan/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Selain protokol kesehatan (prokes), vaksinasi juga menjadi salah satu yang digadang-gadang untuk menekan angka penularan kasus Covid-19. Kendati demikian, capaian vaksinasi di Provinsi Jawa Tengah, terutama wilayah Jalur Pantai Utara (Pantura) perlu mendapat perhatian serius.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar, Jumat (4/2) siang. Dia menyampaikan, sampai saat ini yang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) Pemerintah Provinsi (Pemprov) terkait capaian vaksinasi adalah wilayah Pantura.

“Yang masih jad PR (vaksinasi) Jawa Tengah yaitu Pantura. Seperti Brebes, Pemalang, Tegal. Daerah-daerah itu, capaian vaksinnya belum tercapai. Kemudian, kasusnya juga lumayan. Sehingga, memang butuh dorongan,” kata Yunita, sapaan akrabnya. 

Darurat Covid-19, Dinkes Jateng Minta RS Siaga

Sedangkan jumlah kasus tertinggi, Yunita mengungkapkan, kota-kota besar di Jawa Tengah masih mendominasi. Pasalnya, pihaknya menilai daerah kota memiliki mobilitas yang cukup tinggi.

“Masih didominasi kota besar karena mobilitasnya tinggi. Seperti Semarang, kemudian Surakarta. Tapi meski kasus barunya masih banyak, kesadaran masyarakatnya juga tinggi. Jadi, cakupan vaksinasinya bagus,” terang dia.

Maka dari itu, Dinkes Jateng menegaskan pentingnya vaksinasi sebagai pencegah penularan kasus Covid-19. Mengingat saat ini sudah ada varian baru yakni omicron.

Dinkes Jateng Imbau Warga Waspada DBD

“Makanya ini (vaksinasi) perlu didorong, mengigat di beberapa daerah kesadaran masyarakatnya juga masih rendah. Karena masyarakat ada yang berfikir varian baru itu paparannya riang. Padahal kan, kalau secara keseluruhan tidak bisa begitu saja. Karena yang jadi persoalannya, efek penularan (vairan baru omicron) tidak kepada orang sehat saja, tapi juga kepada mereka yang punya komorbid,” jelasnya.

Yunita menambahkan, saat ini capaian vaksinasi juga menjadi salah satu indikator penentu level Pembatasan Pemberlakukan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali. Hal itu, membuat wilayah Jawa Tengah banyak yang naik menjadi level 3.

“Itulah kenapa level (PPKM) Jawa Tengah banyak yang 3. Padahal dulu tidak, karena sekarang itu, levelling (PPKM) indikatornya total vaksin lansia lebih dari 70 persen. Kalau dulu kan, 70 persen total vaksin cakupan keseluruhan,” tutup dia. (Lingkar Network | Adhik Kurniawan – Koran Lingkar)

Exit mobile version