KAB. SEMARANG, Lingkarjateng.id – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Semarang mengajak para kader untuk memenangkan pasangan Ngesti Nugraha-Nur Arifah (Mutiara) dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Semarang 2024.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Kabupaten Semarang, Badarrudin, dalam kegiatan Sekolah Politik dan Silaturahmi Kader PKB Dapil Semarang V, di Hotel Kediri, Bandungan, pada Senin, 30 September 2024.
“Berbagai keberhasilan dan prestasi yang telah dicapai saat memimpin Kabupaten Semarang bersama kader PKB yakni H Basari dari periode 2020-2024 ini, menjadi alasan kami para kader PKB untuk memenangkan dan mengantar Ngesti Nugraha kembali memimpin Kabupaten Semarang untuk lima tahun mendatang,” ucap Badarrudin.
“Dan kami, sebagai parpol pengusul Ngesti Nugraha-Nur Arifah akan melanjutkan keberhasilan Ngesti Nugraha memimpin Kabupaten Semarang, bersama Nur Arifah lima tahun mendatang bersama-sama dengan Koalisi Mutiara yang jumlahnya ada belasan parpol lainnya yang mendukung kedua paslon ini,” lanjutnya.
Selain dukungan, Ketua DPC PKB Kabupaten Semarang itu juga menyampaikan beberapa hal yang jadi prioritas paslon Ngesti Nugraha-Nur Arifah saat nanti memenangkan Pilkada 2024 di Kabupaten Semarang. Salah satunya, ia menginginkan adanya pemerataan layanan kesehatan masyarakat, mengingat rumah sakit milik pemerintah setempat saat ini baru ada di Ungaran dan Ambarawa.
Ia juga mendesak adanya fasilitas kesehatan (faskes) di wilayah selatan Kabuapten Semarang seperti di Tengaran, Bringin, Suruh, dan Getasan demi mewujudkan pemerataan layanan kesehatan.
“Maka saya mengharapkan agar fasilitas rumah sakit, apakah Tipe B atau Tipe C sudah dapat diwujudkan di wilayah selatan Kabupaten Semarang, setidaknya dalam lima tahun mendatang,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, Calon Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang terus berupaya mewujudkan pemerataan layanan kesehatan tersebut.
“Ikhtiar tersebut masih terus berproses dan apa yang diharapkan oleh warga Kabupaten Semarang di wilayah selatan yang berbatasan dengan Kota Salatiga maupun Kabupaten Boyolali, insyaallah, mudah-mudahan akan segera terwujud. Karena Pemkab Semarang saat ini sedang mewujudkan impian membangun rumah sakit di wilayah selatan Kabupaten Semarang,” jelasnya.
Ngesti berharap, dalam proses pembangunan rumah sakit di wilayah selatan Kabupaten Semarang tersebut ada pihak-pihak swasta yang masuk berinvestasi.
“Sehingga anggaran daerah dapat digunakan untuk kebutuhan pembangunan lainnya. Karena banyak sekali program-program di bidang kesehatan yang terus dilakukan selain pembangunan rumah sakit di selatan Kabupaten Semarang,” katanya.
Selain itu, Ngesti juga mengatakan bahwa layanan kesehatan menjadi prioritas bagi Pemkab Semarang. Hal itu dibuktikan dengan pelayanan BPJS Kesehatan di kabupaten setempat yang meraih penghargaan Universal Health Coverage (UHC).
“Ini harus dijaga, karena syarat UHC minimal kepesertaannya harus 98 persen dan kepesertaan aktifnya minimal 75 persen. Sementara di Kabupaten Semarang kepesertaannya mencapai 98,83 persen dan aktifnya sebesar 77 persen jadi harus dimanfaatkan. Apalagi, Pemkab Semarang menganggarkan Rp 49,65 miliar dari APBD untuk memberikan jaminan pelayanan kesehatan kepada warga yang kurang mampu,” paparnya.
Masih dalam rangka meningkatkan akses layanan kesehatan, Pemkab Semarang juga menggratiskan semua layanan ambulans yang ada di puskesmas dan rumah sakit untuk masyarakat yang membutuhkan.
Lebih lanjut, Ngesti juga mengungkapkan bahwa Pemkab Semarang terus berupaya menangani stunting di kabupaten setempat. Ia menyebut, di tahun 2023 angka stunting di Kabupaten Semarang mencapai 4,61 persen, dan kini turun menjadi 3,6 persen di tahun 2024.
“Melalui upaya-upaya ini, angka kemiskinan Kabupaten Semarang yang di tahun 2022 tercatat sebesar 7,29 persen, kini turun menjadi 6,96 persen dan menempatkan Kabupaten Semarang sebagai daerah terendah ketujuh di Jawa Tengah dalam hal angka kemiskinan ekstrem, sekaligus meratakan layanan kesehatan di Kabupaten Semarang,” tandasnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)