Darurat Covid-19, Dinkes Jateng Minta RS Siaga

Dinkes Jateng

MEMAPARKAN: Kepala Dinkes Jateng, Yunita Dyah Suminar, saat ditanyai mengenai penaganan kasus Covid-19 di Jateng. (Adhik Kurniawan/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (Dinkes Jateng) meminta setiap Rumah Sakit (RS) di Jateng untuk menyiapkan ruangan isolasi dan Intersive Care Unit (ICU). Sebab kasus Covid-19 di Jateng per 13 Februari cukup signifikan kenaikannya. Yakni mengalami penambahan kasus sebesar 3.250 kasus dengan kasus dirawat 1.460 dan kasus isolasi mencapai 9.463.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinkes Jateng, Yunita Dyah Suminar, saat ditanyai mengenai penanganan kasus Covid-19 di Jateng, Rabu (16/2).

Dia mengatakan, langkah tersebut harus diambil berdasarkan beberapa faktor dan pertimbangan.

Anggota DPRD Jateng Sosialisasikan Bahaya Covid-19

“Jadi sebenarnya ada patokannya, ketika BOR (Bed Occupancy Rate) kasus Covid-19 di atas 80 persen, itu TT (tempat tidur) isolasi dan ICU harus 40 persen,” kata Yunita, sapaan akrabnya.

Yunita mencontohkan, misal kapasitas TT hanya 100, sedangkan pasien yang datang sudah ada 80 orang, maka harus ada 40 persen tambahan untuk ruangan isolasi dan ICU. Sedangkan jika diangka 60-80 harus ada 30 persen penambahan.

“Kemudian kalau di bawah 60 persen, ya harus ada 20 persen. Itu aturan bakunya,” terang dia.

Kendati demikian, lanjut Yunita, saat ini aturan tersebut sifatnya masih bertahap. Namun intinya, paling penting adalah melakukan screening di depan. “Jadi jangan sampai orang yang tidak perlu dirawat di RS harus dirawat di RS,” lanjut dia.

Puluhan ASN Brebes Terpapar Covid-19 Usai Bimtek di Solo

Terpisah, sebelumnya Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen mengungkapkan, jika dari sisi pemakaian TT di rumah sakit maupun tempat isolasi, tidak banyak. Wagub menyebutkan, dari total 879 tempat tidur ICU, terpakai 166 tempat tidur atau 18,89 persen. Untuk tempat tidur isolasi, dari total 6.901 yang disiapkan, baru terpakai 1.596 atau 21,13 persen.

Sedangkan dari sisi fatalitas, masih disampaikan Wagub, berdasar data Dinkes Jateng periode 30 Januari – 6 Februari 2022, tercatat ada 22 kematian. Sebanyak 20 pasien Covid-19 yang meninggal karena ada komorbid.

Dari 22 pasien yang meninggal, 14 di antaranya juga belum menerima vaksinasi. Rentang usia terbanyak yang meninggal berusia antara 51 sampai 60 tahun (10 orang) dan 7 orang berusia lebih dari 60 tahun. Data tersebut dinilai bisa menjadi gambaran bahwa varian Omicron tidak perlu dikhawatirkan. Namun, karena faktor penularannya yang lebih cepat, maka tidak boleh disepelekan. (Lingkar Network | Adhik Kurniawan – Koran Lingkar)

Exit mobile version