Buntut Prostitusi Online, Pengawasan Indekos di Semarang Diperketat

prostitusi online

TANGKAP: Operasi yustisi kos-kosan yang dilakukan Satpol PP Kota Semarang beberapa waktu yang lalu. (Dinda Rahmasari / Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Polrestabes Semarang akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, untuk melakukan pengawasan di indekos. Hal itu sebagai langkah pencegahan tindak kejahatan di tempat tersebut.

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan, banyak kasus kejahatan yang ditemukan di sejumlah indekos. Seperti yang terbaru adalah kasus perdagangan orang melalui praktik prostitusi online di aplikasi Michat.

“Kasus di kosan ini sudah kesekian kalinya yang kami tangani. Kemarin itu sempat ada kasus yang wanita panggilan mau dibakar itu juga di kosan, lalu ada juga kemarin yang wanita hamil itu di kosan,” ujarnya.

Kasus selanjutnya, terjadi pada 20 Agustus 2021 lalu, seorang perempuan hamil 8 bulan ditemukan tewas di DJ Kost Jalan Condrokusumo RT 8 RW 5, Kelurahan Gisikdrono, Kecamatan Semarang Barat.

Polisi Bongkar Prostitusi Online Semarang, Syarat Mau Layani Mucikari

Kemudian pada 2 Juli 2021, terjadi pembunuhan PSK Online yang bernama RKD (29) di Kos Paragon di kawasan Randusari Kota Semarang. Sebelumnya dalam operasi yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Semarang juga ditemukan 5 pria dan 1 wanita sedang berkumpul di dalam kamar kos pada 19 September 2021. Tepatnya di salah satu kos-kosan yang berada di Jalan Slamet Riyadi, Gayamsari.

Selanjutnya, petugas gabungan menyusuri di wilayah Jalan Badak, Kecamatan Gayamsari. Ditemukan dua pasangan yang sedang berada di dalam kamar. Diketahui kedua pasangan itu adalah seorang mahasiswa. Setelah didata, mereka langsung dibawa ke Polsek Gayamsari.

Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto mengatakan pihaknya akan menyusuri indekos yang ada di sejumlah kampus di Ibu Kota Jawa Tengah. Jika ditemukan tindakan asusila, pihaknya akan melayangkan surat kepada lembaga kampus yang bersangkutan. “Nantinya kita bakal menyusuri ke kampus-kampus. Kalau ditemukan tidak benar, nanti kita akan menyurati rektornya. Jangan sampai anak-anak enggak ada pendidikan mental. Nantinya negara kita mau dibawa apa? Karena kami sudah tua, butuh remaja yang tangguh dan punya moral yang baik,” tegasnya. (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)

Exit mobile version