SEMARANG, Lingkarjateng.id – Nawal Nur Arafah, istri Wakil Gubernur Jawa Tengah Terpilih Taj Yasin Maimoen, menerbitkan buku panduan khusus penanganan perundungan (bullying) dan kekerasan seksual di pesantren. Latar belakang buku berjudul Pesantren Anti Bullying dan Kekerasan Seksual berangkat dari fenomena kekerasan yang terjadi di lingkungan pondok pesantren.
“Ide dasar dari menulis buku ini, karena saya menyaksikan praktik bullying di sebuah pesantren. Sebuah kisah ada petugas keamanan di pesantren yang menyita beberapa ponsel sejumlah santri. Lalu santri mem-bully petugas tersebut dengan memasukkan batang-batang rokok di almarinya. Karena tidak terima, petugas tersebut suatu malam membeli bensin lalu membakar tubuh santri yang tidur hingga 70 persen tubuhnya rusak,” ujar Ning Nawal, sapaan akrabnya, saat launching buku di Semarang pada Sabtu, 25 Januari 2025.
Ning Nawal juga menyoroti kasus kekerasan seksual di lingkungan pesantren yang ironisnya dilakukan oleh pemangku pesantren.
“Inilah masalah serius praktek bullying dan kekerasan seksual yang menurut saya harus kita cegah dan lawan,” sambungnya.
Berangkat dari praktik-praktik terlarang itu, pihaknya menulis buku setebal seratus halaman itu dengan harapan bisa menjadi panduan pondok pesantren dalam mengelola santri yang bermartabat sehingga tercipta lingkungan pesantren yang ramah anak dan perempuan.
“Buku ini berisi panduan lengkap tentang penanganan bullying. Ada bab membahas pesantren ramah anak dan perempuan, memahami bullying, pencegahan bullying, memahami kekerasan seksual dan pencegahanya, membangun pelaporan, menciptakan pesantren yang inklusif dan lainya,” bebernya.
Dia mengakui, lingkungan pesantren tak luput dan rawan terjadi kekerasan dan tidak ramah anak. Contohnya santri anak dari orang kaya yang diperlakukan berbeda dari anak-anak yang kurang beruntun, juga kebijakan dan aturan pesantren yang dibuat sepihak.
“Kalau pesantren ramah anak, dalam membuat keputusan harus melibatkan dan berorientasi kepada santri, sehingga ada dialog yang membuat santri nyaman di pesantren,” jelasnya.
Peluncuran buku Pesantren Anti Bullying dan Kekerasan Seksual turut dihadiri Wakil Gubernur Jateng terpilih, Taj Yasin, Prof. Sri Puryono Guru Besar Ilmu Lingkungan Undip (Penasehat Tim Transisi), Pengamat Politik Undip Wahid Abdulrachman (Sekretaris Tim Transisi), Gouw Ivan Siswanto (Tim Transisi) Ketua Muslimat Jateng Prof. Dr. Hj. Ismawati Hafiedz, M.Ag., para aktivis perempuan, Perempuan Lugas Jawa Tengah (Luthfi-Gus Yasin), akademisi, pejabat pemerintah dan lainya.
Wakil Gubernur Jateng terpilih, Taj Yasin, berpendapat peluncuran buku tersebut sangat tepat karena fenomena kekerasan anak dan perempuan juga terjadi di Lembaga-lembaga lainnya.
“Ini Timing-nya tepat, karena fenomena bullying dan kekerasan seksual saat ini tidak hanya terjadi di pesantren, tetapi juga di berbagai lembaga lainnya. Kasus-kasus tersebut melibatkan anak-anak, perempuan, bahkan laki-laki. Buku ini membahas secara mendalam tentang penanganan dan langkah-langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya bullying dan kekerasan seksual. Hal yang paling menarik dari buku ini adalah penyajian batasan-batasan yang jelas terkait isu tersebut,” ujar Gus Yasin. (Lingkar Network | Syahril Muadz – Lingkarjateng.id)