Biaya Hidup Makin Mahal, 6 Kota di Jateng Alami Inflasi

Ilustrasi Inflasi

Ilustrasi Inflasi (Istimewa/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Deflasi enam kota Indeks Harga Konsumen (IHK) Jawa Tengah mengalami perkembangan inflasi secara merata. Cilacap berada pada urutan pertama yang mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,82 persen.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Adhi Wiriana, melalui keterangan tertulis, Senin (28/2). Sedangkan untuk inflasi terendah, terjadi di Kudus sebesar 0,50 persen.

“Urutan kedua ada Purwokerto (0,74 persen), tiga Surakarta (0,71 persen), empat Tegal (0,66 persen) dan kelima Semarang (0,60 persen),” kata Adhi, dalam keterangan tertulis mengenai perkembangan inflasi Jawa Tengah Desember 2021.

Tekan Inflasi, Dorong Budidaya Bawang Merah di Kabupaten Sragen

Berdasarkan data yang dirilis itu, pada Desember 2021 Jateng terjadi inflasi sebanyak 0,64 dengan IHK sebesar 107,30. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pada November 2021 yang mengalami inflasi sebanyak 0,34 dengan IHK sebesar 106,62.

Inflasi itu terjadi secara merata di semua kota berdasarkan Survei Biaya Hidup (SBH) Jateng dengan rincian tahun kalender Desember 2021 sebesar 1,70 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2021 terhadap Desember 2020) sebesar 1,70 persen. Informasi inflasi tersebut, merupakan tolak ukur kestabilan perekonomian daerah.

Sedangkan cakupannya, IHK terdiri dari 11 kelompok pengeluaran, yakni makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 0,51 persen. Sedangkan pakaian dan alas kaki 0,03 persen.

Nilai Tukar Petani Jawa Tengah Stagnan

Lebih jauh, untuk perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen. Perlengkapan, peralatan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,02 persen. Kemudian penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 0,02 persen. Perawatan pribadi dan jasa lainya 0,01 persen dan transportasi 0,02 persen.

Sedangkan pada empat bidang lainnya, tidak ada pergerakan inflasi atau berada pada angka 0,00 persen, yakni bidang kesehatan. informasi, komunikasi dan jasa keuangan, rekreasi, olahraga dan budaya, serta pendidikan. 

“Jadi IHK merupakan indikator inflasi di Indonesia. Sejak Januari 2020, IHK dihitung berdasarkan SBH di 90 kota tahun 2018 yang mencakup sekitar 248 sampai 473 komoditas,” jelas dia.

Sebagai informasi, inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika harga barang dan jasa di dalam negeri meningkat, maka inflasi mengalami kenaikan. (Lingkar Network | Adhik Kurniawan – Koran Lingkar)

Exit mobile version