REMBANG, Lingkarjateng.id – Ramai diberitakan jika tiga murid TK Darul Fiqri dikeluarkan pihak sekolah, karena wali murid beda pilihan politik. Berita tersebut dinilai telah menyinggung dan merugikan pihak Yayasan TK Darul Fiqri. Oleh karena itu, pihak Yayasan menggelar konferensi pers dan mengklarifikasi jika hal itu tidak benar.
Sebelumnya, beberapa wali siswa mengaku bahwa anak mereka dikeluarkan dari sekolah karena tidak memilih pasangan calon (paslon) nomor urut 2 sesuai arahan Ketua Yayasan. Berita tersebut kemudian dibantah oleh Yayasan dan Kepala TK Darul Fiqri, pada Senin, 25 November 2024.
Diwakili Kepala TK Darul Fiqri dan didampingi oleh Ketua Yayasan, serta dua kepala desa dari Desa Pamotan dan Desa Sidorejo, pihak sekolah membantah telah mengeluarkan siswa karena beda pilihan politik. Bahkan, pihak sekolah mengatakan bahwa saat ada wali murid meminta anaknya keluar, dari pihak sekolah masih menahan agar tetap melanjutkan sekolah di Darul Fiqri.
“Saya sendiri sebagai kepala sekolah merasa kaget. Waktu itu hari Kamis (21/11) selesai pembelajaran di Darul Fiqri, kami diajak oleh Ketua Yayasan untuk silaturahmi ke wali-wali murid. Belum selesai di situ, terus hari Jumat (22/11) mau kembali lagi. Terus saya dikasih tahu sama Ketua Yayasan, kok ada berita seperti ini? Apa benar Ibu sudah mengeluarkan anak tersebut?” tutur Kepala TK Darul Fiqri, Umi Anisa.
Ia pun mengaku terkejut dengan pemberitaan tersebut. Ia pun mempertanyakan atas bukti apa ada asumsi seperti itu. Ia pun menegaskan bahwa pihak sekolah tak pernah mengeluarkan satu siswa pun. Karena itu, ia meminta bukti autentik, jika benar pihak sekolah telah mengeluarkan tiga siswa karena beda pilihan politik.
Bahkan Umi mengatakan pihak wali muridlah yang ingin anaknya dikeluarkan dari sekolah. Akan tetapi pihak sekolah tidak mau, kecuali ada surat pernyataan bahwa orang tua murid minta anaknya dikeluarkan atas permintaan pribadi.
“Bapaknya yang pingin sekolahan yang mengeluarkan. Jadi saya bingung, atas dasar apa sekolahan mengeluarkan putranya jenengan (Anda),” imbuhnya.
Ia memastikan, bahwa ketiga anak tersebut masih berstatus murid TK Darul Fiqri dan kapanpun anak-anak itu mau kembali bersekolah, akan diterima. Menurutnya, anak-anak tersebut tidak masuk sekolah sejak Jumat (22/11).
Sementara itu, Kades Sidorejo Budi Santosa mengatakan pihaknya baru tahu bahwa warganya viral karena pemberitaan dikeluarkan dari sekolah. Karena itu, pihaknya berusaha menjembatani agar terjadi mediasi antara wali murid dengan pihak sekolah.
“Kita jembatanilah. Kita kerja sama antardesa untuk klarifikasi ini, barangkali permasalahan ini bisa kita selesaikan secara kekeluargaan,” ujar Kades Sidorejo, Budi Santoso.
Ia berharap jangan sampai ada politisasi, agar anak tidak menjadi korban. Ia pun mengimbau warga memilih dengan bebas, dengan cerdas, siapapun yang dipilih semoga bisa membawa Rembang lebih maju. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)