REMBANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang akan menutup seluruh pasar hewan mulai pekan depan untuk memutus rantai penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).
Keputusan tersebut diambil setelah Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang menemukan ternak terindikasi PMK di Pasar Hewan Pamotan dan Kragan.
Kepala Bidang Peternakan Dintanpan Rembang, Lulu Rofiana, mengatakan bahwa berdasarkan hasil pengetatan di Pasar Hewan Pamotan menunjukkan masih adanya ternak dari Jawa Timur yang terindikasi PMK.
Beberapa kendaraan yang membawa ternak terjangkit PMK pun diminta kembali ke daerah asalnya.
“Sempat kita putar balik satu kendaraan isinya kurang lebih lima ternak, yang tiga itu sudah terindikasi PMK. Sehingga kita suruh putar balik pulang, kalau yang lain cenderung aman,” kata Lulu di Rembang pada Kamis, 30 Januari 2025.
Kondisi serupa juga ditemukan di Pasar Hewan Kragan, di mana ternak yang sempat terjangkit PMK dua minggu lalu kini mulai membaik, tetapi masih berisiko menularkan penyakit.
“Sudah mau sembuh tapi belum sembuh betul, dibawa masuk ke Pasar Kragan,” ujarnya.
Untuk memutus rantai penyebaran PMK, Dintanpan Rembang berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Dindagkop) Rembang guna menerapkan penutupan serentak di semua pasar hewan selama dua pekan atau dua kali pasaran.
“Sebaiknya memang ditutup, yang lain juga harus ditutup. Anjurannya memang harus serentak untuk meminimalisir perputaran virus,” ucapnya.
“Minggu depan, insyaallah, kita akan melakukan penutupan Pasar Hewan Pamotan maupun Kragan selama dua minggu ke depan,” tandasnya.
Lulu menambahkan, setelah masa penutupan, pihaknya akan melakukan evaluasi setiap dua kali pasaran untuk menilai efektivitas kebijakan tersebut dalam menekan penyebaran PMK di Rembang. (Lingkar Network | Vicky Rio – Lingkarjateng.id)