PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Pemuda beranama Bima (25) diduga meninggal dunia setelah dimassa karena diduga mencuri bebek di Desa Karyomukti, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan.
Peristiwa itu viral media sosial di Kabupaten Pekalongan. Seperti di akun media sosial “Pekalongan Info” postingan diberi judul “Dituding Mencuri Bebek, Seorang Pria Tewas Setelah Dimassa Warga.” Dalam narasinya ditulis turut berduka seorang pria dikabarkan tewas setelah dipukuli warga lantaran dituding mencuri anak bebek pada Sabtu malam, 3 Agustus 2024, di daerah Kesesi. Korban meninggal pada Senin pagi setelah sebelumnya dilarikan ke rumah sakit.
Sementara Kepala Desa Karyomukti, Nur Wasis, yang dikonfirmasi pada Rabu, 7 Agustus 2024, menyatakan, tidak ada aksi pengeroyokan oleh massa terhadap orang yang dituduh mencuri bebek tersebut. Menurutnya, ada aksi pemukulan yang spontan dilakukan oleh seorang warga. Namun itu tak fatal.
“Kronologi nya memang anak tersebut mencuri bebek yang ada dikandang milik Pak Tasmo sejumlah 7 ekor,terus anak tersebut dibawa ke balai desa untuk dimediasi sama yang punya bebek tersebut. Adapun di vidio yg dipukul itu, dari salah satu warga emosi karna si pelaku ditanya malah jawabnya ngalor ngidul, padahal barang bukti sudah jelas. Akhirnya secara spontan memukul, itu pun pada saat itu saja. Terus dari pihak desanya si pelaku datang dan mediasi bareng sama pihak yang punya bebek, sepakat untuk secara kekeluargaan dan akhirnya dibawa pulang dalam keadaan sehat,” kata Wasis.
Dari informasi yang dihimpun, kejadian ini bermula saat almarhum yang bernama Bima (25) warga Desa Sidosari, Kecamatan Kesesi, yang berprofesi sebagai pencari belut dan kodok, singgah di sebuah warung di desa Karyomukti yang tak jauh dari tempat tinggalnya pada Sabtu malam, 3 Agustus 2024. Sejumlah warga yang berada di warung menanyakan karung yang dibawa Bima, karena terdengar suara itik atau anak bebek.
Karena itik tersebut diduga hasil curian, maka warga membawanya ke balai desa, dan sejumlah warga menghakiminya,seperti video yang ramai tersebar. Di balai desa, Bima membuat surat pernyataan didampingi oleh Kepala Desa Sidosari, M Eksan, dan akhirnya dibawa pulang ke rumah pada Minggu, 4 Agustus 2024, dini hari.
Dikonfirmasi terpisah, pada Rabu, 7 Agustus 2024, di kediaman korban. Nur Khasanah ibunda almarhum Bima sambil terisak menceritakan pasca kejadian malam Minggu. Menurutnya Bima mengeluhkan sakit pada Minggu, 4 Agustus 2024, siang, mulai dari perut, dada hingga kepala. Bima juga berulangkali muntah saat makan ataupun minum.
Minggu sore, Bima diperiksakan ke mantri kesehatan setempat. Usai mendapat pengobatan, satu jam kemudian Bima masih terus mengerang kesakitan, hingga akhirnya dibawa ke Rumah sakit. Naas, Bima akhirnya meninggal dunia saat di rumah sakit pada Minggu, 4 Agustus 2024, malam.
Keluarga berharap, Bima bisa mendapat keadilan dan polisi bisa mengusut tuntas kasus ini. “Ya Allah anak saya baik, anak saya sopan, kenapa meninggalnya begitu”, tangis Nur khasanah.
Diketahui korban meninggalkan seorang istri yang Bernama Nelli Safilahatul Khasanah, (23) dan seorang anak balita. (Lingkar Network | Fahri Akbar – Lingkarjateng.id)