PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana melakukan uji coba Bendung Gerak Loji-Banger pada Kamis, 21 November 2024.
Bendung Gerak Loji-Banger sendiri dibangun dibangun untuk mendukung sistem pengendalian banjir rob di Kota Pekalongan. Secara teknis, bendung gerak tersebut dirancang untuk mengatur elevasi air secara otomatis, sehingga mencegah air laut masuk ke Sungai Loji dan memastikan aliran air hulu mengalir lancar ke laut.
PPK Pengendalian Banjir dan Rob Rob Loji-Banger, Dani Prasetyo, mengungkapkan bahwa pengoperasian awal bendung gerak tersebut sudah berhasil menurunkan debit air Sungai Loji secara signifikan.
“Saat elevasi air di hulu tinggi dan laut rendah, bendung dibuka sehingga air mengalir gravitasi ke laut. Sebaliknya, saat laut pasang, bendung ditutup untuk mencegah air masuk ke hulu,” jelas Dani.
Bendung Gerak Loji-Banger memiliki lima pintu dengan ukuran masing-masing 8 x 4,5 meter, serta dilengkapi lima pompa dengan kapasitas total 18 meter kubik per detik. Operasional bendung dan pompa ditangani 16 operator serta 8 tenaga keamanan yang bekerja dalam sistem shift untuk memastikan kelancarannya.
Selain mengendalikan rob, pengoperasian bendung gerak berdampak pada surutnya air di wilayah Pekalongan Utara, seperti Degayu dan Clumprit, yang sebelumnya terendam rob hingga berbulan-bulan.
Namun, Dani mengungkapkan bahwa surutnya air juga memunculkan dampak lain, seperti penurunan tanah di beberapa titik bantaran Sungai Loji.
“Kondisi ini akan kami evaluasi untuk memastikan stabilitas kawasan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Pekalongan, Bambang Sugiarto, mengapresiasi dukungan pemerintah pusat dalam proyek bendungan gerak tersebut.
“Permukiman mulai kering, sawah-sawah yang dulu terendam kini bisa ditanami lagi,” katanya.
Bambang menambahkan bahwa uji coba ini menjadi langkah penting dalam meningkatkan produktivitas lahan dan mendukung ketahanan pangan di Kota Pekalongan.
“Baru-baru ini, bersama TNI dan Dinperpa (Dinas Pertanian dan Pangan), kami sudah mulai panen padi biosalin di sawah yang sebelumnya terendam rob,” ungkapnya. (Lingkar Network | Fahri Akbar – Lingkarjateng.id)