Penghuni Lokalisasi Pati Dikhawatirkan Beralih ke Prostitusi Online

penghuni lokalisasi pati

HANCUR: Alat berat menghancurkan satu bangunan yang tersisa di lokalisasi Lorong Indah Pati, bulan lalu. (Aziz Afifi/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id – Pemkab Pati berhasil menutup secara permanen lokalisasi Lorong Indah (LI) yang ada di Kecamatan Margorejo, Pati beberapa bulan lalu. Dengan ditutupnya LI, otomatis penghuni lokalisasi yang berprofesi sebagai wanita tuna susila berpotensi besar beralih ke prostitusi online.

Menyikapi hal itu, Komisi D DPRD Pati, Noto Subiyanto mengatakan, keberhasilan Pemkab Pati menutup LI Pati adalah langkah yang tepat untuk memutus persebaran penyakit akibat adanya prostitusi.

“Pemerintah Kabupaten Pati memang telah berhasil menutup tempat prostitusi Lorong Indah yang ada di Margorejo. Tetapi bukan berarti prostitusi hilang selamanya di Pati. Itu hanya sebagian kecil untuk memutus mata rantai sebaran penyakit, seperti HIV/AIDS,” ujarnya saat dihubungi via telepon pada Rabu (6/4).

Tutup Lokalisasi, Semua Bangunan di Kawasan Lorong Indah Pati Dirobohkan

Meski sudah berhasil menutup lokalisasi terbesar yang ada di Pati, ia tetap mengkhawatirkan keberadaan tempat prostitusi yang ada di pinggiran ataupun prostitusi yang dilakukan secara online, terlebih dengan merebaknya kasus prostitusi online yang menyedot perhatian netizen, yakni kasus mahasiswi Dea Onlyfans yang trending di Twitter baru-baru ini.

“Masih banyak praktik prostitusi menjamur di sudut-sudut Kota Pati, baik itu di pinggiran maupun transaksi yang dilakukan secara online. Kalau yang online ini biasanya dilakukan di hotel. Karena pihak hotel diuntungkan, jadi prostitusi online semacam ini sulit untuk diawasi,” tambahnya.

Politisi dari PDI-P ini menilai tak mudah untuk menghentikan aksi prostitusi yang dilakukan secara online. Berbeda dengan memberantas aksi prostitusi di LI yang terpusat di satu tempat saja.

“Sulit untuk diawasi atau dihentikan para wanita tuna susila ini. Apalagi sekarang ada prostitusi online. Lebih mudah untuk mengawasi dan menutup praktik prostitusi ini di satu tempat, seperti di LI kemarin,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version