Kenaikan Harga BBM dan LPG di Pati Imbas Harga Komoditas Pangan

Harga BBM dan LPG naik Imbas Komoditas Pangan

LENGANG: Para pedagang melakukan aktivitas jual beli di Pasar Puri, Kabupaten Pati. (Aziz Afifi/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id – Kepala Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagperin) Kabupaten Pati, Hadi Santoso mengungkapkan, kenaikan harga sejumlah komoditas pada akhir-akhir ini disebabkan oleh sejumlah faktor. Diantaranya karena terjadinya kenaikan harga BBM dan LPG, serta menjelang memasuki Bulan Ramadhan.

“Ya rata-rata naik, mungkin dipicu naiknya harga BBM, gas, dan menjelang puasa banyak permintaan,” ujarnya, Selasa (8/3).

Sejauh ini, dalam neraca perdagangan harga BBM terus merangkak naik. Kenaikan harga BBM ini sesuai dengan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020. Kenaikan harga BBM Pertamina berbeda-beda di setiap wilayah Indonesia, yaitu berkisar Rp500 hingga Rp1.100 per liter.

Kenaikan Harga Kedelai Dikeluhkan Perajin Tahu Tempe Pati

Hal yang sama juga terjadi pada kebutuhan dapur berupa LPG. Kenaikan harga LPG memang berbeda-beda di beberapa tempat. Namun, secara garis besar berdasarkan laman resmi dari Pertamina.com disebutkan bahwa, di Jawa Tengah harga LPG nonsubsidi rumah tangga mencapai Rp88.000 untuk tabung Bright Gas ukuran 5,5 kilogram dan Rp187.000 untuk tabung Bright Gas ukuran 12 kilogram.

Sementara, saat disinggung terkait langkah yang akan dilakukan oleh Disperindag Pati untuk mengatasi lonjakan harga ini, Hadi mengaku sampai saat ini belum mempunyai upaya khusus. Pihaknya saat ini hanya sebatas melakukan pemantauan saja, khususnya terhadap komoditas selain minyak goreng.

“Kalau minyak goreng kita upayakan ada operasi pasar. Sedangkan, komoditas yang lain sebatas kita pantau,” terangnya. 

Jelang Ramadhan, Harga Komoditas Pangan di Pati Naik

Ia menambahkan, baru-baru ini pihaknya baru saja melakukan operasi pasar di Margoyoso. Di sana, Disperindag menggelontorkan sebanyak 3.000 liter minyak goreng.

Sedangkan untuk kedepannya, pihaknya masih melakukan upaya mendapatkan stok minyak goreng kembali untuk mengatasi kelangkaan ini. “Semoga ada, kami baru berusaha untuk mendapatkan pasokan lagi,” pungkasnya. (Lingkar Network | Aziz Afifi – Koran Lingkar) 

Exit mobile version