PATI, Lingkarjateng.id – DPRD Pati khawatir harga pertalite ikut naik. Hal ini menyusul wacana yang dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan LPG kemasan 3 kilogram secara bertahap pada periode Maret hingga Juli.
Rencana tersebut tentu saja sangat memantik reaksi keras dari masyarakat. Terlebih di tengah kondisi pandemi seperti saat ini, menaikkan harga bahan pokok sangat memberatkan masyarakat. Utamanya masyarakat kelas menengah ke bawah.
Kondisi yang demikian pun sangat disayangkan oleh anggota DPRD Pati, Wardjono. Dirinya menilai jika harga pertalite dinaikkan seperti pertamax, dikhawatirkan akan menimbulkan gejolak hebat di masyarakat. Terlebih di tengah kondisi masih pandemi seperti saat ini, menaikkan harga barang yang disubsidi akan semakin menambah beban rakyat.
DPRD Pati Khawatir Pengguna Pertamax Beralih ke Pertalite
“Kenaikan harga pertamax baru-baru ini akan berpengaruh terhadap naiknya harga pertalite. Jika nantinya pertalite benar-benar naik, akan menjadi masalah bagi rakyat karena akan berdampak pada kenaikan harga bahan pokok,” ujarnya.
Politisi dari fraksi PKS ini pun menyayangkan rencana pemerintah menaikkan pertalite ini. Ia menilai, meskipun baru rencana dikhawatirkan dapat menimbulkan inflasi dan meningkatkan angka kemiskinan.
“Setelah harga minyak goreng naik, BBM kemudian naik yang memungkinkan kenaikan bahan pokok lainnya terlebih menjelang Idul Fitri ini. Dengan demikian akan menambah beban rakyat. Saya khawatir akan terjadi inflasi dan penambahan angka kemiskinan.
Dirinya pun berharap ada solusi terbaik dari pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan ini. Jangan sampai kebijakan pemerintah selalu memberatkan rakyat. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)