DPC PERSAGI Pati Komitmen Turunkan Angka Stunting

Ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Pati, Bambang Susatyo

MENYAMPAIKAN: Ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Pati, Bambang Susatyo berkomitmen untuk menurunkan angka stunting di Pati. (Ika Tamara Dewi/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id – Ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Pati, Bambang Susatyo mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus berusaha menurunkan angka stunting, khususnya di Kabupaten Pati. Sebab, sebagai ahli gizi, DPC PERSAGI menyadari betul bahayanya stunting.

Pihaknya pun mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu memenuhi kebutuhan gizi seimbang. Hal ini, guna membentuk generasi emas Indonesia bebas dari stunting.

Stunting, katanya, merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak menjadi lebih pendek untuk usianya. Kekurangan gizi tersebut terjadi sejak masih bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir, namun baru tampak setelah anak berusia 2 tahun. 

DPC PERSAGI Pati Gelar Aksi Cegah Stunting dan Obesitas

Menurutnya, stunting disebabkan oleh faktor multidimensi, sehingga penggunaannya perlu dilakukan oleh multisektor. Ia juga menyebutkan bahwa lebih dari 3 dari 10 balita mengalami stunting atau pendek dan saat ini ada sekitar 8 juta anak di Indonesia yang mengalami pertumbuhan tidak maksimal.

Ia menyampaikan, bahwa saat ini menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, berdasarkan survei SSGI tahun 2021, prevalensi stunting sebesar 20,6 persen. Padahal target dari Presiden Jokowi sampai tahun 2024 adalah menurunkan angka stunting menjadi 14 persen. Maka dari itu, untuk menyukseskan program tersebut, PERSAGI Pati gencar melakukan kegiatan edukasi aksi cegah stunting seperti sosialisasi dan pembagian makanan bergizi kepada masyarakat. 

Cegah Stunting, Kendal Siapkan Generasi Tangguh

Lebih lanjut ia menyebutkan, bahwa dampak dari stunting diantaranya, anak akan mudah sakit, kemampuan kognitif anak akan berkurang, fungsi-fungsi tubuh tidak seimbang dan postur tubuh tidak maksimal saat dewasa. Namun, ia menegaskan semua dampak tersebut dapat dicegah dengan cara ibu harus memberikan ASI dan MPASI pada anak, fasilitas sanitasi yang baik, pemenuhan kebutuhan gizi bagi ibu hamil serta selalu memantau pertumbuhan balita di posyandu.  

“Stunting dapat dicegah dengan memastikan kesehatan yang baik dan gizi yang cukup pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Gizi yang tepat ditambah pencegahan penyakit sama dengan tumbuh kembang yang optimal sehingga dapat mencegah stunting,” jelasnya. (Lingkar Network | Ika Tamara Dewi – Koran Lingkar)

Exit mobile version