KUDUS, Lingkarjateng.id – Masalah overload di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo, Kudus, berdampak serius pada lahan pertanian milik warga sekitar.
Saiful Anaf, seorang petani sekaligus penyewa lahan di dekat TPA Tanjungrejo Kudus, mengaku mengalami kerugian akibat limbah yang mencemari lahan pertaniannya.
“Lahan yang saya sewa ini sudah tidak bisa ditanami karena tercemar limbah. Biasanya, musim tanam berjalan normal, tapi sekarang kondisinya buruk,” ujarnya saat ditemui di Kudus pada Jumat, 3 Januari 2025.
Saiful mengaku sudah delapan tahun bertani di lokasi tersebut. Namun, sejak dua bulan terakhir ini limbah TPA Tanjungrejo meluas dan berdampak ke lahan sewaannya.
“Harapannya ya ada ganti rugi, karena biaya sewa dan pupuk tinggi, sementara hasil panen pasti menurun,” ujar Saiful.
Saiful mengatakan bahwa genangan limbah yang biasanya surut saat musim hujan, kali ini bertahan lebih lama imbas overload di TPA Tanjungrejo. Menurutnya, kondisi tersebut membuat lahan tidak dapat diolah secara optimal.
Kepala UPT TPA Tanjungrejo, Eko Warsito, mengaku bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mencari solusi atas persoalan tersebut.
“Saya sudah mengirimkan surat dinas ke pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini,” ujar Eko.
Ia menjelaskan bahwa overload di TPA Tanjungrejo disebabkan beberapa hal, seperti meningkatnya volume sampah selama libur Natal dan tahun baru (Nataru) yang biasanya dari 175 ton/hari melonjak menjadi lebih dari 200 ton/hari.
Menurutnya, peningkatan volume sampah saat libur Nataru banyak didominasi sampah plastik yang sulit terurai dan memicu dampak lingkungan lebih luas.
“Selain itu, minimnya pemilahan sampah dan musim hujan juga memperburuk kondisi,” pungkasnya. (Lingkar Network | Mohammad Fahtur Rohman – Lingkarjateng.id)