Kisah Inspiratif Ali Wahyudi, Geluti Kerajinan Eceng Gondok setelah Kecelakaan

BOKS

TERAMPIL: Ali Wahyudi sedang mengecek produk kerajinan eceng gondok buatannya supaya tidak ada kerusakan sebelum dijual kepada pembeli. (Nisa Hafizhotus Syarifa/Lingkarjateng.id)

KUDUS, Lingkarjateng.id – Ada cerita tak terduga dari perajin eceng gondok asal Kabupaten Kudus Ali Wahyudi.  Pria yang sudah lihai membuat kerajinan tangan berbahan dasar eceng gondok ini rupanya memulai bisnisnya setelah mengalami kecelakaan saat bekerja di perusahaan konstruksi baja.

Kecelakaan yang menyebabkan kakinya sulit berjalan tak membuatnya patah harapan. Ia berjuang agar tetap dapat bekerja meski di rumah saja. Karena itulah, ia pun kemudian memilih memulai usaha pembuatan kerajinan dari bahan dasar eceng gondok. “Saya fokus buat kerajinan tangan ini setelah kesulitan untuk berjalan,” kata pria 43 tahun itu saat ditemui di kediamannya, Gang 19 RT 3 RW 4 Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, kemarin.

Mengenal Yuli Astuti, Kembangkan Batik Kudus dengan Motif Budaya Lokal

Tak disangka, kerajinan tangan buatannya ternyata memiliki banyak peminat. Kerajinan berbahan eceng gondok buatannya di antaranya yaitu tempat tisu, tempat sendok, nampan, topi, tas, pot, dan karpet. Ia memproduksi semuanya dari rumah dan mendapatkan bahan dasar eceng gondok dari Desa Mejobo, Bae, Kudus.

Dengan ramah ia menjelaskan proses pembuatan kerajinan eceng gondok. Dimulai dengan menjemur eceng gondok sampai kering. Setelah itu dipilah yang keadaannya bagus untuk dianyam menjadi kerajinan tangan yang diinginkan. Kerajinan buatannya itu pun dapat dibeli dengan harga terjangkau. Contohnya, harga tatakan gelas hanya dijual Rp 5 ribu, kotak tisu Rp 50 ribu dan karpet hanya Rp 120 ribu untuk ukuran satu meter.

“Kalau yang paling diminati saat ini yaitu kerajinan pot dan tas dari eceng gondok,” sebutnya. Ia mengungkapkan, dalam sebulan dirinya mampu menjual hingga 20 produk. Pihaknya juga kerap menerima pesanan khusus sesuai permintaan pembeli. Bahkan peminatnya tak hanya dari Kudus saja. Ia juga pernah mendapatkan pesanan khusus dari Yogyakarta dan Depok. “Kerajinan berbahan dasar eceng gondok ini terbilang awet jadi banyak peminatnya,” ungkapnya. (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)

Exit mobile version