Pedagang Pasar Weleri Tuntut Pemkab Kendal Beri Izin Jualan di Pasar Induk

MEMBERSIHKAN: Pedagang bersih-bersih Pasar Induk Weleri dengan harapan bisa ditempati kembali. (Unggul Priambodo/Lingkarjateng.id)

MEMBERSIHKAN: Pedagang bersih-bersih Pasar Induk Weleri dengan harapan bisa ditempati kembali. (Unggul Priambodo/Lingkarjateng.id)

KENDAL, Lingkarjateng.id – Beberapa pedagang Pasar Sementara Weleri yang tergabung dalam Aliansi Pedagang Pasar Weleri Asli menuntut untuk bisa berjualan kembali di Pasar Kobong yang berlokasi di Terminal Bahurekso.

Pasar Kobong adalah Pasar Induk Weleri yang setahun lebih terbakar. Para pedagang ingin pada saat ramadan bisa berjualan di lokasi lama mereka, pasalnya momentum Ramadan adalah masa puncak dalam mencari rezeki.

Para pedagang melakukan bersih-bersih pasar Kamis (31/3) dengan harapan tuntutan mereka dikabulkan. Surat pun sudah dilayangkan ke Bupati Kendal, Dico M Ganinduto dan juga telah beraudiensi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kendal.

Saat itu, pedagang meminta DPRD Kendal bisa menjembatani pedagang dengan pemerintah daerah (pemda) agar mencari solusi atas permasalahan tersebut. Pedagang pun mengaku tidak akan kuat bertahan di pasar relokasi jika kondisi pasar terus-terusan sepi.

Sepi Pembeli, Pedagang Pasar Weleri Kendal Mengeluh Pasca Relokasi

Ketua Aliansi Pedagang Pasar Weleri Ahmad Zamzuri mengatakan, saat ini tinggal 60-70 pedagang saja yang masih bisa bertahan jualan di pasar relokasi. Padahal, sebelumnya ada sekitar 150-an pedagang yang aktif mengikuti kebijakan pemda pindah ke pasar sementara. Total pedagang yang berdagang di Pasar Weleri sebelum terbakar ada 2.000 pedagang.

Kondisi pasar yang tak kunjung ramai membuat sebagian besar pedagang memilih keluar dari pasar darurat secara bertahap. Ada yang kini berjualan di rumah, tempat lain dan ada yang hanya menutup toko.

Zamzuri bahkan menyebut, relokasi pasar di Terminal Bahurekso adalah program yang gagal dan jika dituruti maka akan muncul kegagalan. 

“Bagi kami, kebijakan pemerintah belum ada yang berdampak positif bagi kelangsungan ekonomi pedagang, jika diteruskan maka akan berdampak lebih buruk lagi,” ujar Zamzuri.

Jika aduan ini tidak mendapatkan respons dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal, sejumlah pedagang akan mengadu ke tingkat provinsi. 

Segera Dibangun, Pedagang Pasar Weleri 1 Kendal Dipaksa Pindah

“Kami sudah berusaha melaksanakan dan mengikuti apa yang menjadi kebijakan pemerintah. Tapi kami juga tidak bisa bertahan terlalu lama jika tidak ada progres positif. Kami ingin hidup nyaman sebagai pedagang,” harapnya.

Musyarofah pedagang ikan asin mengaku, tiga bulan berjualan di Pasar Relokasi belum mendapatkan laba bahkan uang modal terus berkurang. 

“Saya awalnya mendapatkan modal Rp 1 juta namun lama kelamaan habis karena sepi pembeli, sementara ikan asin membusuk,” ujar Musyarofah.

Dirinya bersama pedagang lain sangat berharap agar bisa berjualan di Pasar Kobong dan dengan kesadaran sama-sama membersihkan lokasi pasar.

Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Kendal, Ferinando RAD Bonay menjelaskan, keputusan pengosongan dan larangan berdagang di pasar yang setahun lalu terbakar tersebut adalah keputusan Pemkab Kendal.

Sepi Pasca Relokasi, Pedagang Tuntut Pemkab Kendal Ramaikan Pasar Weleri Sementara

Awal bulan rencana bangunan eks Pasar Weleri yang terbakar akan diratakan. “Ini sudah menjadi keputusan final dan pada awal bulan April ini akan dibongkar dan diratakan,” ujar Ferinando. Untuk bisa meramaikan pasar, beberapa acara akan digelar diantaranya penyelenggaraan penerimaan BLT dari Polres Kendal.

Sedangkan Kepala Satpol PP dan Damkar Kendal, Subarso menjelaskan, jika warga yang melanggar terhadap keputusan yang sudah dibuat akan diambil tindakan. 

“Demi kebaikan bersama pasar yang terbakar kami tutup agar tidak menimbulkan kecelakaan, karena kayu dan juga bangunan sudah mulai rapuh,” ujar Subarso. (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Koran Lingkar)

Exit mobile version