Keren, Desa Margosari Kendal Dorong Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

SEMANGAT: Mahasiswa KKN Universitas PGRI Semarang usai membantu Pemdes Margosari, Kabupaten Kendal dalam mengelola sampah. (Unggul Priambodo/Lingkarjateng.id)

SEMANGAT: Mahasiswa KKN Universitas PGRI Semarang usai membantu Pemdes Margosari, Kabupaten Kendal dalam mengelola sampah. (Unggul Priambodo/Lingkarjateng.id)

KENDAL, Lingkarjateng.id – Sampah menjadi permasalahan yang tak berkesudahan. Setiap hari, puluhan ton sampah dihasilkan dan harus ada ide cerdas dalam pengelolaannya. Pemerintah Desa (Pemdes) Margosari, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal melihat peluang besar mengolah sampah menjadi sesuatu yang berharga.

Bekerjasama dengan mahasiswa yang melakukan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) mengolah sampah menjadi ‘mutiara’. Mahmudah, Kepala Desa Margosari menjelaskan, saat ini sampah diambil petugas di masing-masing rumah dan langsung dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Saat ini sampah hanya diambil petugas ke rumah warga lalu dibuang ke TPA dan itu sudah rutin dari tahun ke tahun. Atau jika warga yang mempunyai lahan yang luas dibuat lubang pembuangan,” ujar Mahmudah pada Minggu (6/3).

Tumpukan Sampah Menggunung di Tambakrejo Semarang

Keinginan Mahmudah untuk mengelola sampah disampaikan kepada mahasiswa KKN UPGRIS dengan harapan mengambil suatu manfaat dari sampah. “Ingin rasanya ada pengelolaan limbah di Desa Margosari yang lebih baik, dari pada hanya mengumpulkan lalu dibuang ke TPA,” lanjutnya.

Keinginan Mahmudah pun disambut baik oleh mahasiswa yang melakukan program KKN tersebut. Auliyatul Fatkhuyah, salah satu perwakilan mahasiswa KKN UPGRIS menjelaskan bahwa sampah yang ada di Desa Margosari akan diolah dengan memilah terlebih dahulu di tingkat rumah tangga.

Menurut Auliya, jika ada kotoran sapi atau ternak bisa dimanfaatkan untuk pupuk yang berguna menyuburkan tanah. Selain itu, pemilahan limbah rumah tangga berdasarkan organik dan non organik. Limbah organik dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos, sedangkan limbah non organik seperti kaleng dan botol plastik dapat dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan.

DPUPR Blora Ajak ASN dan DWP Manfaatkan Sampah Organik Rumah Tangga

Sedangkan limbah tongkol jagung, dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pakan ternak melalui proses fermentasi. “Pemanfaatan limbah rumah tangga berupa kulit buah dijadikan Eco-enzym sebagai larutan yang dapat dipergunakan untuk bahan pembersih,” ujar Auliya.

Sosialisasi terkait program tersebut sudah dilakukan kepada tokoh masyarakat, pegiat pertanian dan peternakan dan juga kader PKK. “Kami sudah melakukan sosialisasi terkait kegiatan pengelola limbah dan sampah kepada perwakilan warga yang juga dihadiri oleh kepala desa,” lanjutnya. (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Koran Lingkar)

Exit mobile version