JEPARA, Lingkarjateng.id – Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta menyerap aspirasi para petani di Kabupaten Jepara, saat menghadiri Rembuk Tani yang digelar di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, pada Jumat, 29 September 2023.
Pada kesempatan tersebut, Pj Bupati Jepara berdialog langsung dengan sejumlah kelompok tani untuk mendukung kemajuan sektor pertanian di Jepara.
Ia juga menerima berbagai macam saran dari para petani dan peternak di Kecamatan Keling. Salah satunya dari peternak Desa Banyumanis, Ali Yusakan.
Ali Yusakan berharap Pasar Hewan Keling direnovasi karena kondisinya yang dinilai sudah tidak layak dan tenaga kesehatan hewan di Kabupaten Jepara ditambah.
Menanggapi masukan tersebut, Pj Bupati Jepara mengatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti hal itu.
“Ini akan kita tindak lanjuti. Pasar Hewan Keling bisa dimasukkan dalam rencana pembangunan 2024,” kata Pj Bupati Jepara, Edy Supriyanta.
Kemudian, salah seorang pengurus KWT (Kelompok Wanita Tani) Kecamatan Keling, Rubiati juga memberikan masukan kepada Pj Bupati Jepara.
Rubianti meminta agar ada digelar pelatihan pemasaran produk jadi dan pelatihan packaging produk pertanian.
“Ini nanti produknya bisa dipasarkan di Pendopo Kabupaten. Saat ada tamu dari luar kota, akan kita tunjukkan produk makanan hasil olahan wanita tani ini,” jawab Pj Bupati Jepara.
Di Kabupaten Jepara, kata dia, sektor pertanian memiliki peran penting dalam struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yakni di urutan ke-3 dengan sumbangan 12,77 persen.
“Tahun ini, Kabupaten Jepara mendapat bantuan Menteri Keuangan intensif fiskal serta diarahkan pada bidang pertanian. Termasuk untuk pembangunan irigasi, jalan usaha tani (JUT), hingga pengadaan bibit atau benih tanaman,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa, Kabupaten Jepara mengalami surplus beras 7.000 ton pada tahun 2023.
“Alhamdulilah Kabupaten Jepara selalu swasembada beras. Jepara mengalami surplus beras sebesar 38 ribu ton pada 2022. Sedangkan untuk tahun ini, sampai bulan Agustus sudah tercapai 7.000 ton beras,” tuturnya.
Meskipun mengalami surplus beras, ia mengingatkan agar harga beras tetap stabil di kalangan masyarakat.
“Saya sudah dapat laporan, harga beras naik, harganya mahal, juga minyak. Saya minta DKPP (Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian) untuk melakukan upaya intervensi menjaga kestabilan harga untuk bantu masyarakat,” ujarnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)