Ketua DPRD Jepara Ungkap Penyebab Kenaikan Harga BBM Nonsubsidi

Ketua-DPRD-Jepara-Ungkap-Penyebab-Kenaikan-Harga-BBM-Nonsubsidi

POTRET: Ketua DPRD Jepara, Haizul Ma'arif. (Instagram @haizul_maarif/Lingkarjateng.id)

JEPARA, Lingkarjateng.id – Imbas melambungnya harga minyak dunia karena krisis geopolitik, mendorong Pertamina memutuskan mengerek harga beberapa jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi. Kenaikan harga BBM ini berlaku untuk jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. 

Menurut Ketua DPRD Jepara, Haizul Ma’arif, kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga ketiga jenis BBM nonsubsidi yakni Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex tentu sudah melalui perhitungan dan pertimbangan yang tepat, Senin (11/7). 

“Penyesuaian harga minyak merupakan langkah yang harus dilakukan sebagai akibat dari risiko pasar internasional. Kenaikan harga BBM merupakan dampak dari gejala internasional, di mana dunia dihadapkan pada konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina yang menyebabkan harga minyak dunia melambung tinggi di pasaran,” terangnya pria yang sering disapa Gus Haiz ini.

Selain itu, karena adanya perang antara Rusia dan Ukraina yang berdampak pada krisis sumber daya energi dan pasokan minyak serta gas, hal itu juga lantaran pengaruh menguatnya kurs mata uang dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat terhadap mata uang rupiah. 

“Untuk saat ini kurs mata uang dolar AS berada pada angka Rp14.997 dibanding bulan lalu Rp14.678,” imbuh Gus Haiz.

Lebih lanjut ia menyebutkan, penyesuaian harga BBM mengikuti pasar global sesuai ketentuan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Gus Haiz berharap, pemerintah melalui Pertamina dapat bijak dalam membuat keputusan yang tidak memberatkan masyarakat, karena Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah seharusnya ikut memikirkan kesejahteraan masyarakat.

Ia menilai kenaikan harga BBM nonsubsidi cukup memberatkan masyarakat, tetapi harus tetap dilakukan karena harga minyak mentah di pasar internasional juga meningkat.

“Saya harap meskipun penyesuaian harga BBM tersebut untuk masyarakat mampu, tetapi ke depannya BBM nonsubsidi tersebut bisa stabil kembali, karena kenaikan harga minyak akan berdampak pada sektor lain, khususnya transportasi dan industri yang menggunakan BBM nonsubsidi,” terangnya.

Menurutnya, dengan adanya kenaikan ketiga jenis BBM nonsubsidi tersebut, dikhawatirkan akan mempengaruhi jasa angkut kendaraan yang menggunakan BBM nonsubsidi, dikarenakan stok BBM subsidi yang masih belum lancar untuk saat ini. 

“Memang untuk Pertamax tidak mengalami kenaikan, tapi Dexlite yang menjadi alternatif ketika terkendala pasokan solar di SPBU tentu akan mempengaruhi ongkos jasa angkut bahan pokok,” imbuhnya.

Menurutnya, kondisi ini sangat dilematis bagi pemerintah sebagai penentu kebijakan. Oleh karena itu, perlu adanya kajian mendalam serta penerapan kebijakan tentang penyaluran dan penyesuaian harga agar tidak membebani anggaran pemerintah dan tidak memberatkan rakyat. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Koran Lingkar)

Exit mobile version