JEPARA, Lingkarjateng.id – Data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jepara menunjukkan 344 pengajuan rekomendasi dispensasi nikah per Juni 2024 paling banyak karena untuk menghindari zina.
Menanggapi data tersebut, Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara, Nur Hidayat, berpendapat bahwa memberikan edukasi terhadap anak merupakan hal utama dalam mencegah pernikahan dini. Menurutnya, seharusnya orang tua fokus pada pendidikan anak-anaknya terlebih dahulu serta menjaga atau mengawasi lingkup pergaulan anak-anaknya.
“Alasan menghindari zina memang baik, tetapi mental anak ini ‘kan belum siap untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Yang lebih utama sebetulnya adalah pemberian edukasi. Dalam Al-Qur’an kan sudah dijelaskan bahwa apabila belum mampu ya puasa dulu. Belum mampu ini kan tidak hanya materi saja tapi juga mental,” terangnya.
Menurut Nur Hidayat, kesiapan seorang dalam mengarungi bahtera rumah tangga sangatlah penting. Mulai dari aspek kesiapan finansial maupun kesiapan mental, karena rata-rata terjadinya perceraian, KDRT adalah belum siapnya mental dan finansial anak untuk menikah di usia yang belum waktunya.
“Kalau belum mampu secara materi dan mental ini dipaksakan itu justru akan berdampak buruk untuk masa depan juga. Karena secara dasar kita sebagai orang yang beragama sudah jelas kalau misalkan belum mampu ya harus berpuasa, atau diberikan edukasi yang baik. Karena adanya orang minta dispensasi niskah itu kan berarti pendidikannya kurang,” paparnya.
Selain itu dirinya menilai program-program yang dijalankan pemerintah terkait pernikahan dini itu dinilai belum efektif. Sebab menurut Nur Hidayat, yang perlu dikuatkan adalah pendidikan karakter, kesehatan reproduksi, agama, norma dan lainnya.
“Pernikahan dini dampaknya ‘kan juga besar, kalau diberi izin nikah tetapi di dalam rumah tangganya tidak berjalan dengan baik itu kan juga akan memperburuk generasi kita. Maka dari itu pendidikan untuk anak merupakan hal yang paling utama,” pungkasnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Lingkarjateng.id)