Disparbud Jepara Dorong Desa Kembangkan Potensi Wisata

Kepala Disparbud Jepara

MEMBACA: Kepala Disparbud Jepara, Zamroni Lestiaza. (Muslichul Basid/Lingkarjateng.id)

JEPARA, Lingkarjateng.id – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jepara terus mendorong pengembangan potensi objek wisata yang unik, alami, dan menjadi karakter lokal di setiap desa. Sehingga, dapat menjadi magnet pariwisata yang mampu menarik wisatawan untuk berkunjung. Hal ini disampaikan oleh Zamroni Lestiaza selaku Kepala Disparbud Jepara, Kamis (10/3). 

Ia menjelaskan, lahirnya obyek wisata yang ada di desa akan berdampak baik masyarakat. Sebab, banyak tempat wisata alternatif di Kabupaten Jepara yang bisa menjadi sasaran destinasi. 

“Lahirnya desa wisata tentu akan berdampak positif bagi masyarakat yang ada di sekitar. Selain menambah pendapatan asli desa, ekonomi kreatif juga akan tumbuh dengan pemberdayaan pelaku UKM, sehingga dengan adanya kegiatan ekonomi tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Ikut Program Kemenparekraf, Desa Wisata Semarang Bakal Difasilitasi

Lebih lanjut ia menjelaskan, selama ini pihaknya juga sudah melakukan pembinaan dan pelatihan di beberapa desa untuk dapat meningkatkan predikat Desa Rintisan Wisata menjadi Desa Wisata. Diantaranya ada pelatihan pengelolaan destinasi, homestay, pelaku usaha kuliner, dan sertifikasi kompetensi bagi pelaku pariwisata. 

“Ke depannya arah prioritas pengembangan pariwisata di Jepara adalah pariwisata yang berbasis pada masyarakat secara berkelanjutan. Hal ini karena banyaknya potensi dan Rintisan Desa Wisata di Jepara,” jelasnya. 

Ia menambahkan, setidaknya ada 24 Desa Rintisan Wisata di Kabupaten Jepara. Sedangkan, yang sudah menerapkan Paket Wisata baru dua desa, yaitu Desa Tanjung dan Desa Tegalsambi. Pihaknya pun menargetkan minimal satu tahun sekali ada desa yang naik grade menjadi Desa Wisata Maju, sehingga dapat menjadi Desa Mandiri di Kabupaten Jepara. 

“Yang paling utama dalam peningkatan kriteria Desa Wisata adalah di Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat, sehingga tidak berjalan sendiri-sendiri melainkan menjadi satu kesatuan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Koran Lingkar) 

Exit mobile version