Mengenal Kurikulum Prototipe, Siswa Bebas Memilih Pelajaran

Disdikbud Jateng

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Suyanta. (Adhik Kurniawan/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberi opsi pada sekolah untuk menerapkan Kurikulum Prototipe pada tahun ajaran 2022. Kurikulum prototipe memungkinkan siswa bebas memilih pelajaran sesuai passion-nya.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah (Disdikbud Jateng), Suyanta saat ditemui pada Senin (10/1). Menurutnya, saat ini dinas masih merencanakan sosialisasi kepada sekolah yang ada di Jateng. Rencananya, kurikulum prototipe berjalan efektif pada tahun 2024 mendatang.

“Kita akan sosialisasikan, karena ini sudah ada bantuan dari pemerintah pusat. Sosialisasi masih dirancang bersama LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) dengan mengundang kepala dinas pendidikan kabupaten/kota dan kepala sekolah,” ujarnya.

Disdikbud Jateng: Vaksinasi Pelajar SMA Hampir 100 Persen

 Dijelaskannya, selama ini para siswa setelah lulus SMP, kemudian ke jenjang SMA atau SMK untuk langsung mengambil jurusan. Padahal menurutnya, siswa seusia itu belum bisa menentukan kehidupan ke depannya. Oleh karena itu, kurikulum prototipe siswa bebas memilih pelajaran.

“Kurikulum baru, silakan siswa mengambil kompetensinya apa. Karena anak usia itu belum menentukan masa depannya saat penentuan kompetensi di awal. Maka ini, siswa masih umum atau bisa lintas kompetensi, sehingga siswa juga tahu passion-nya di mana,” imbuh dia.

Kurikulum prototipe ini bertujuan untuk mendorong pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa. Dia mencontohkan, guru sebelum memberikan materi inti pada kurikulum diharuskan untuk memberikan pengembangan karakter tentang problem solving yang ada di masyarakat.

Pemkab Semarang Beri Penghargaan kepada Guru Berprestasi

Lebih lanjut, misal terkait tanggapan siswa soal isu intoleran. Para siswa kemudian bisa berdiskusi untuk menemukan kesimpulan yang dilontarkan oleh guru.

“Itu akan dibahas pada pembelajaran, bukan di luar pembelajaran. Ini salah satu ciri kurikulum yang baru. Ciri lainnya adalah kompetensi. Bagaimana siswa mampu mengembangkan kompetensinya, meskipun kurikulum dulu berdasarkan konteksnya akademik, sedangkan yang baru konteksnya ke passion siswa,” jelas dia.

Adapun teknisnya, dalam pembelajaran siswa sebelum masuk ke materi inti ada

Saat disinggung mengenai bagaimana sekolah mengembangkan kurikulum baru itu, pihaknya siap melakukan pendampingan kepada sekolah yang akan menerapkan kurikulum prototipe. Namun, dia menegaskan yang wajib menerapkan kurikulum prototipe adalah SMA sekolah penggerak dan SMK PK (Pusat Keunggulan). (Lingkar Network | Adhik Kurniawan – Koran Lingkar Jateng)

Exit mobile version