PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Dalam upaya menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perlindungan Perempuan, dan Anak (DPMPPA) mengukuhkan 31 relawan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA).
Relawan yang dikukuhkan oleh Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, di Ruang Jlamprang Setda Kota Pekalongan pada Rabu, 11 September 2024, itu bertugas di seluruh kelurahan kota setempat dengan misi menciptakan perubahan sosial serta melindungi kelompok rentan kekerasan.
Wali Kota Pekalongan yang akrab disapa Mas Aaf itu mengapresiasi langkah ini sebagai upaya konkret dalam mencegah kekerasan, khususnya pada perempuan dan anak. Ia menegaskan bahwa mayoritas korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah perempuan dan anak, sehingga kehadiran relawan SAPA sangat penting.
“Relawan SAPA harus aktif turun ke lapangan untuk meminimalisir kekerasan. Dengan sinergi ini, kita berharap angka kekerasan dapat ditekan,” ujar Mas Aaf.
Mas Aaf juga menyoroti perubahan kompleksitas masalah KDRT dari masa ke masa. Jika dulu ekonomi menjadi penyebab utama, kini kekerasan bisa terjadi karena berbagai faktor, termasuk perselingkuhan dan perjudian online.
“Pembentukan relawan SAPA ini diharapkan mampu menekan kasus-kasus seperti ini. Meski butuh waktu panjang untuk benar-benar menghilangkan kekerasan, kita harus terus konsisten dalam upaya pencegahan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala DPMPPA Kota Pekalongan, Puji Winarni, menjelaskan bahwa relawan SAPA terdiri dari berbagai latar belakang, termasuk perwakilan dari setiap kelurahan dan tenaga kesejahteraan sosial kecamatan. Relawan ini berfungsi sebagai penghubung antara masyarakat dan pemerintah dalam menangani kekerasan.
“Jika ada kasus kekerasan, relawan SAPA akan segera merespons dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk penyelesaian cepat,” jelasnya.
Sebagai informasi, hingga Agustus 2024, tercatat ada 10 kasus kekerasan terhadap perempuan dan 10 kasus kekerasan terhadap anak di Kota Pekalongan. Kasus kekerasan pada anak didominasi oleh kekerasan seksual, penelantaran, dan bullying. (Lingkar Network | Fahri Akbar – Lingkarjateng.id)