Oknum Dosen di Semarang Paksa Mahasiswi Berhubungan Seksual

B2

Blonde woman is the Ilustrasi kekerasan pada perempuan. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Kasus pelecehan kembali terjadi. Kali ini, seorang oknum berprofesi dosen di sebuah perguruan tinggi di Ibu Kota Jawa Tengah diduga melakukan tindak pelecehan seksual terhadap mahasiswinya. Pelaku memaksa korban agar mau melakukan hubungan seksual dengan ancaman nilai mata kuliah.

Legal Resources Center untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM), Citra Ayu Kurniawati mengungkapkan, pelaku mengancam korban dengan menggunakan nilai mata kuliah. Bujuk rayu dari pelaku sudah dilakukan dalam kurun waktu setahun terakhir.

“Awalnya, pelaku dosen yang mengampu korban di semester 3, kemudian pelaku sering DM korban hingga berlanjut ke WA,” ujar Citra saat dikonfirmasi, Rabu (15/12).

Lebih lanjut Citra menceritakan, bahwa pelaku mengajak berpacaran. Selama menjalin hubungan tersebut, pelaku sering membelikan tiket perjalanan dari Semarang menuju kota asalnya. Pada awalnya, korban terus menolak pemberian dari dosennya tersebut.

KPPG Jateng Dukung RUU PKS segera Disahkan

“Namun seakan tak kehabisan akal, pelaku terus membujuk korban agar mau menerima. Tadinya sebatas mahasiswa dan dosen, tapi lama kelamaan dengan modus yang digunakan pelaku, korban menjalin relasi pacaran dengan pelaku,” ungkapnya.

Selain itu, saat pacaran pelaku selalu memaksa korban untuk melakukan hubungan seksual. Hal tersebut yang membuat korban melaporkan pelaku ke kampus dan LRC-KJHAM untuk meminta perlindungan. Korban juga memutuskan hubungan dengan pelaku karena merasa sudah tidak nyaman.

“Saat korban meminta putus itu sering datang ke kosan korban. Namun sekarang pihak kampus sudah mengetahui dan pelaku sudah tidak menjadi dosen. Sepertinya, intensitas datangnya sudah berkurang. Korban juga sudah di tempat yang aman,” kata Citra.

Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Pati Meningkat Selama Pandemi

Citra mengungkapkan, saat ini korban tengah dalam masa pemulihan psikologis akibat insiden tersebut. Berdasarkan hasil konseling, kebutuhan korban saat ini hanya pemulihan psikologis dan shelter untuk jauh dari pelaku.

Sebelumnya Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Jawa Tengah, Padmasari Mestikajati juga menyoroti tentang maraknya pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan kampus. Dia meminta kepada pengurus dan anggotanya yang masih menjadi mahasiswa, agar berkomunikasi dan berdiskusi tentang upaya pencegahannya. Tak hanya fokus di lingkungan kampus saja, namun juga di luar kampus.

“Saya menghimbau kepada adik-adik bagaimana caranya sharing beberapa teman-teman KPPG. Apa yang dirasakan teman-teman Jateng dan bagaimana bentuknya. Nantinya apakah perlu aksi atau merekomendasikan sesuatu. Menurut saya jika hanya desakan tidak ada tindakan, percuma karena tidak memiliki dasar yang kuat atau payung hukum jelas,” paparnya. (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)

Exit mobile version