DPRD Pati Soroti Kesenjangan Harga Bawang Merah di Tingkat Petani dan Tengkulak

dprd pati

Anggota DPRD Pati dari Fraksi Golkar, Sukarno. (Arif Febriyanto/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id – Murahnya harga jual bawang merah dari petani ke tengkulak menjadi masalah tersendiri di Kabupaten Pati. Hal tersebut sangat kontras jika dibandingkan dengan harga jual bawang merah di pasaran yang cukup tinggi. Menyikapi persoalan tersebut, anggota Komisi B DPRD Pati Sukarno ingin petani bawang merah Pati juga terjamin kesejahteraannya dan berharap Pemkab Pati segera mengeluarkan kebijakan yang dapat membantu menyetabilkan harga bawang merah di tingkat petani.

Ia mengakui, menanam bawang merah memiliki risiko yang cukup tinggi dan rentan mengalami kerugian. “Menanam bawang merah memiliki risiko kerugian yang cukup tinggi. Tentu banyak faktor yang mempengaruhi, seperti ketersediaan air, curah hujan, harga jual, hingga over produksi seperti yang dialami petani bawang merah saat ini,” ujar anggota dewan dari Partai Golkar ini.

Stok Bawang Merah Melimpah, DPRD Pati Sarankan Petani Kembangkan Strategi Marketing

Dirinya juga meminta kerja sama Pemkab Pati untuk membuat regulasi yang bisa mengurangi risiko kerugian petani bawang merah.

“Harus ada inovasi pasca panen sehingga stabilitas harga seimbang, mengingat harga pupuk yang cukup tinggi. Sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk mendata lonjakan kebutuhan dan ketersediaan bawang merah di pasaran,” tambahnya.

Ia juga meminta kepada pemerintah untuk menstabilkan harga bawang merah, sehingga antara petani dan pembeli di pasaran sama-sama diuntungkan.

“Harga jangan terlalu mahal di pasaran, tetapi petani juga tidak rugi. Jika harga mahal, maka daya beli masyarakat turun. Akibatnya daya serap bawang merah pun berkurang. Jadi, idealnya petani juga bisa sejahtera, pembeli juga tidak menjerit karena harga terlampau tinggi,” pesannya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version