SEMARANG, Lingkarjateng.id – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah (Jateng) mengaku keberatan dengan penetapan hari pencoblosan Pilkada pada Rabu, 27 November 2024, sebagai hari libur nasional.
Ketua Apindo Jateng, Frans Kongi, menilai bahwa hari libur Pilkada membuat perusahaan menjadi tidak produktif.
“Ini tidak produktif, karena kita di Indonesia ini hari libur resmi itu paling banyak bahkan di Asia Tenggara. Tapi sudahlah, pemerintah sudah tentukan itu hari libur kita mau bilang apa sekarang,” ujarnya pada Senin, 25 November 2024.
Menurutnya, efisiensi waktu di hari pencoblosan saat era kepemimpinan Presiden Soeharto dinilai lebih menguntungkan karena tidak ditetapkan sebagai hari libur nasional. Ia menyebut, saat itu perusahaan cukup memberikan waktu kepada karyawan untuk melaksanakan hak pilihnya.
“Sebenarnya kita lebih senang begitu,” ungkapnya.
Frans menjelaskan bahwa tidak akan jadi masalah apabila meliburkan karyawan untuk tidak berproduksi selama tidak ada target atau kejar waktu terhadap orderan di sebuah perusahaan.
“Tetapi kalau kita sudah terikat waktu terpaksa kita bayar lembur, dan ini menambah biaya akhirnya cost/biaya kita itu makin tinggi, akibatnya daya saing bisa menurun,” jelasnya.
Pihaknya mengusulkan kepada pemerintah untuk mengganti hari libur Pilkada dengan skema efisiensi waktu.
“Misalnya begini, pencoblosan itu ‘kan hanya kira-kira kita datang ke sana setengah jam sampai satu jam, sehingga karyawan bisa kerja bergilir. Jadi setelah coblos mungkin kita kasih waktu 3 jam terus dia masuk kerja lagi 7 jam pada hari itu,” ucapnya.
Meski demikian, dengan ditetapkannya hari libur untuk pencoblosan Pilkada Serentak, pihaknya menyebut mau tidak mau perusahaan harus membayarkan uang lembur terhadap karyawannya.
“Tapi sekarang dengan adanya hari libur resmi, keputusan pemerintah ya kita harus bayar itu. Kita memang kalau suruh masuk karyawan ya kita harus bayar lembur,” jelas Frans.
Saat ditanya mengenai jumlah pabrik di daerah yang tetap beroperasi, ia mengaku tidak tahu persis. Namun, frans menyebut bahwa tidak banyak pabrik yang mempekerjakan karyawannya saat hari libur Pilkada tersebut. (Lingkar Network | Rizky Syahrul Al-Fath – Lingkarjateng.id)