GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Grobogan, Pradana Setyawan, mengungkapkan proses pembangunan pasar darurat di Lapangan Desa Gubug akan rampung pada akhir Desember 2024.
“Sesuai SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) batas akhir 27 Desember 2024,” kata pria yang akrab dipanggil Danis di Grobogan pada Kamis, 5 Desember 2024.
Menurut Danis, pengerjaan pasar darurat tidak terkendala meski intensitas hujan di Kabupaten Grobogan semakin tinggi. Bahkan, ia mengklaim pengerjaan akan lebih cepat dari jadwal yang telah ditargetkan.
“Alhamdulillah berjalan sesuai rencana dan dimungkinkan pekerjaan akan selesai lebih cepat,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa pembangunan pasar darurat itu akan menelan anggaran Rp 2,5 miliar yang berlokasi di Lapangan Desa Gubug.
“Dengan lokasi yang disediakan, pasar darurat itu mampu menampung 841 pedagang,” sambungnya.
Selanjutnya, ia mengungkapkan para pedagang saat ini hanya butuh sarana atau lokasi untuk berjualan. Sehingga, aktivitas usaha mereka dapat berjalan seperti semula.
“Para pedagang ingin kembali bekerja untuk menghidupi para keluarganya,” ujar Danis.
“Sehingga, sesuai hasil rapat yang dipimpin Pak Sekda yang pertama penanganan atau pembangunan pasar darurat,” imbuhnya.
Sementara itu, Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Grobogan, Ahmad Taufik, menuturkan bahwa pembangunan tersebut dengan klasifikasi bangunan darurat yang menggunakan konstruksi sangat sederhana.
“Konstruksi ini dipilih untuk percepatan proses pembangunan, sehingga dapat segera dimanfaatkan oleh pedagang, tetapi tetap mempertimbangkan faktor keamanan bangunan,” terang Taufik.
Meski sederhana, Taufik mengatakan bahwa material konstruksi untuk pembangunan pasar darurat tersebut dipilih yang mampu bertahan sekitar lima tahun bahkan lebih.
“Melihat konstruksi sangat memungkinkan bertahan lebih lama. Namun, tergantung dengan faktor-faktor yang mempengaruhi, misalkan kondisi cuaca, kondisi penggunaan lahan oleh pedagang, kondisi kepadatan pengguna, pemeliharaan lapak, dan lain-lain,” terangnya.
Taufik mengatakan, bangunan pasar darurat secara dominan menggunakan material pabrikan yang tahan lama. Hanya beberapa titik bangunan yang menggunakan kayu, yaitu pada alas kios yang berada di atas saluran tepi. Untuk rancangan pasar darurat, kolom kuda-kuda konstruksi menggunakan baja ringan, atap menggunakan galvalum, sementara lantai pasar menggunakan bata ringan.
“Sesuai RAB (Rancangan Anggaran Biaya) yang telah disusun tidak ada bahan yang mudah usang dalam pembangunan pasar darurat,” tandasnya. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Lingkarjateng.id)