DEMAK, Lingkarjateng.id – Tanggul Sungai Jratun di depan Masjid Besar Al-Madinah Karanganyar, Kabupaten Demak, mengalami kebocoran setelah dilakukan penambalan akibat jebol saat banjir kedua di awal Februari 2024 lalu.
Diketahui, titik jebol di tanggul tersebut sudah dilakukan penambalan dengan menggunakan tanah padas serta difondasi menggunakan batu alam. Meski sudah ditambal, namun nyatanya air masih rembes.
Farida, seorang pedagang mie ayam di dekat tanggul tersebut, mengeluhkan kebocoran yang menyebabkan air mengalir ke jalan sehingga banyak pengendara terpeleset karena kondisinya yang licin.
“Sejak habis banjir kedua (terjadi kebocoran, red.). Sangat mengganggu. Soalnya jalannya licin, kalau belok itu gampang terpleset. Banyak orang yang jatuh di situ,” kata Farida pada Minggu, 5 Agustus 2024.
Ia menyebut kebocoran tanggul tersebut sempat ditambal, namun saat ini sudah kembali bocor dan menyebabkan air terus mengalir ke jalanan.
“Harusnya ditambal lagi. Di sini sering banyak yang jatuh. Ini di depan warung ini juga banyak yang jatuh kalau mau jajan ke sini. Ini airnya mengalir ke gorong-gorong samping rumah orang,” imbuhnya.
Dirinya berharap agar kebocoran tanggul tersebut dapat segera ditangani oleh pemerintah setempat. Menurutnya, jika kebocoran terus menerus dibiarkan dan tidak diperbaiki, tanggul tersebut dikhawatirkan jebol kembali seperti saat banjir awal tahun lalu.
“Khawatirlah kalau jebol lagi. Kemarin itu kerugiannya hampir Rp 20 jutaan karena bakso-bakso yang ada di freezer kebuang semua, ayam yang mau buat jualan juga kebuang,” ungkapnya.
Senada, warga lain, Imam (58) mengusulkan agar penambalan tanggul tersebut di beton sehingga lebih tahan lama dalam menahan air.
“Sejak penambalan sampai saat ini (bocornya, red.). Pengerjaan kalau menurut saya kurang pas, harusnya dicor ini. Kalau kayak gini sama diuruk padas kurang pas, harusnya di beton,” katanya.
Dirinya juga mengaku terganggu dengan rembesan air yang mengalir hingga ke jalan raya.
“Ganggu perjalanan dampaknya ya ada yang kepleset atau jatuh seperti itu,” ungkapnya.
Senada dengan Farida, Imam juga berharap agar kebocoran tanggul tersebut segera diperbaiki. Pasalnya, ia khawatir tanggul tersebut tidak kuat menahan debit air saat memasuki musim hujan atau kiriman air dari hulu.
“Minimal dirapeti (dirapatkan, red.), di beton, kemungkinan kalau ada air besar ya bedah (jebol, red.) lagi. Khawatirnya seprti itu. Musim hujan atau air turun itu kan pasti besar kan tekanannya, bahayanya di situ. Harus dicor,” pungkasnya. (Lingkar Network | M. Burhanudin Aslam – Lingkarjateng.id)