DEMAK, Lingkarjateng.id – Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Demak. Dalam kunjungan tersebut, ia mengecek kondisi lingkungan terutama di wilayah pesisir secara langsung dan menanam bibit mangrove.
Penanaman bibit mangrove itu dilakukan di tiga wilayah pesisir yakni di Timbulsloko, Tambakbulusan, dan Morodemak.
Dalam kesempatan itu, ia mengungkap bahwa kondisi abrasi di wilayah Pantai Utara Jawa, termasuk di Kabupaten Demak semakin parah.
“Kita melihat bahwa degradasi pantai kita sudah demikian masif ya, dari land subsidence dan peningkatan muka air laut. Dua-duanya ini saling mendisrupsi di tahun 2017-an, maka tingkat abrasinya semakin meningkat,” kata Menteri Hanif usai melakukan penanaman bibit mangrove di Morodemak, Kamis, 26 Desember 2024.
Ia menilai, kurangnya kegiatan pelestarian dan penanaman mangrove menjadi ancaman bagi keberlangsungan ekosistem lingkungan di masa depan.
“Daerah-daerah yang ada di belakang mangrove menjadi terdisrupsi dengan tidak adanya mangrove. Jadi, mangrove itu mampu menjadi barier dari segala macam tekanan lingkungan pada daerah di daratannya. Ini yang menjadi fokus perhatian kita,” ujarnya.
Berdasarkan peta mangrove nasional yang dirilis oleh Kementerian LH tahun 2021, Hanif menjelaskan bahwa Indonesia memiliki existing mangrove seluas 3,44 juta hektar yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Dengan mangrove seluas itu, maka Indonesia menjadi negara dengan mangrove terbesar di dunia, atau sekitar 23,5 persen mangrove dunia ada di Indonesia,” jelasnya.
Sehingga, menurutnya pelestarian mangrove harus menjadi fokus perhatian demi keberlangsungan ekosistem lingkungan.
“Dengan demikian, mangrove ini sangat penting untuk krisis iklim ini, sehingga global mangrove inisiatif. Jadi, itu menjadi perhatian dunia untuk mengembalikan mangrove salah satunya di Indonesia,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, pihaknya mengajak seluruh pihak untuk melakukan rehabilitasi potensi mangrove di wilayah pesisir.
“Ayo kita segera merehabilitasi potensi mangrove. Berdasarkan data kita dari 770 ribu hektar habitat mangrove yang terdegradasi, maka 570 ribu hektar berupa tambak-tambak seperti ini. Semoga Demak bisa menjadi contoh yang baik,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Demak Eisti’anah menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak menyambut baik dukungan dari pemerintah pusat terkait penanaman mangrove untuk mengurangi dampak abrasi di Demak.
“Tentunya tadi beliau menyampaikan program-program yang tentunya untuk memberdayakan mangrove di wilayah pesisir pantai utara. Tadi sudah ditinjau dan nanti ada kajian. Ini selain sebagai mengendalikan abrasi ini juga sebagai meningkatkan perekonomian masyarakat,” katanya. (Lingkar Network | M. Burhanudin Aslam – Lingkarjateng.id)