DEMAK, Lingkarjateng.id – Desa Gebang, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, terendam banjir imbas rob dan curah hujan tinggi di Kota Wali.
Salah seorang warga Desa Gebang, Mukhyidin Salam (30), mengungkapkan bahwa banjir tersebut tidak hanya disebabkan oleh pasangnya air laut, tetapi juga faktor lain seperti hujan deras, irigasi Sungai Kali Tuntang yang dangkal, serta perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
Sehingga, saat curah hujan tinggi turun selama berhari-hari dipastikan mengakibatkan banjir yang menggenangi rumah warga maupun akses jalan desa.
“Baru kali ini saya mengalami banjir yang surutnya begitu lama. Ini karena irigasi sungai-sungai kecil sudah tidak berfungsi lagi, ditambah bangunan di sepanjang sungai yang memperparah keadaan,” kata Salam pada Kamis, 9 Januari 2025.
Ia mengatakan bahwa banjir yang melanda desa setempat mengganggu aktivitas warga. Meski demikian, warga memilih tetap di rumah lantaran akses jalan ke tempat kerja tergenang. Bahkan, Pasar Gebang yang biasanya ramai harus tutup karena tingginya genangan air.
Selain menggenangi pemukiman warga, banjir juga sejumlah fasilitas umum seperti pasar, jalan raya, sekolah, balai desa, hingga kantor kecamatan di wilayah Bonang.
Salam pun berharap kondisi tersebut turut menjadi fokus perhatian pemerintah terkait agar segera mengambil tindakan, terutama normalisasi sungai-sungai yang dangkal.
“Kami sangat membutuhkan langkah konkret, seperti normalisasi sungai, agar banjir tidak lagi terjadi,” harapnya.
Sementara itu, Bupati Demak, Eisti’anah, mengaku telah melakukan survei ke lokasi terdampak untuk melihat kondisi secara langsung. Dari hasil survei, Eisti’anah mengakui bahwa persoalan banjir di Desa Gebang turut dipengaruhi oleh sistem drainase yang buruk. Terlebih lagi, wilayah tersebut termasuk cekungan yang menjadi faktor utama bencana banjir akibat curah hujan tinggi.
“Kami telah mengerahkan pompa kecil untuk mengatasi genangan air. Namun, solusi jangka panjangnya adalah memperbaiki sumur pompa dan sistem drainase. Setelah banjir surut, langkah tersebut akan kami realisasikan agar kejadian serupa tidak terulang,” kata Eisti’anah. (Lingkar Network | M. Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)