BLORA, Lingkarjateng.id – Sungai Bengawan Solo yang melintasi Kabupaten Blora kembali siaga hijau. Hal itu diungkap oleh Operator Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora, Agung Triyono, Selasa, 28 Januari 2025.
Ia menjelaskan, pada pukul 12.00 WIB, Selasa, 28 Januari 2024, Sungai Bengawan Solo yang berada di Kecamatan Kradenan, Blora naik diangka 27.07 Piscall. Sementara aliran sungai yang berada di Kecamatan Cepu berada di angka 21.64 Piscall.
“Saat ini, data terbaru Sungai Kradenan mengalami kenaikan lagi, pukul 15.00 mencapai titik 27.42 Piscall,” ujarnya.
Agung menuturkan bahwa di wilayah Cepu terdapat tiga kategori penentuan status siaga. Diantaranya yakni apabila ketinggian air mencapai 21.63 Piscall maka masuk dalam kategori siaga hijau, apabila di 22.63 Piscall maka siaga kuning, dan apabila 23.63 Piscall maka siaga merah.
Namun, hal itu berbeda dengan kondisi sungai yang berada di wilayah Kradenan. Yaitu siaga hijau adalah ketika ketinggian air di 29.00 Piscall, siaga kuning pada 29.50 Piscall, dan siaga merah pada 30.00 Piscall.
“Naiknya debit air Bengawan Solo diakibatkan adanya hujan dengan intensitas tinggi di wilayah hulu sungai, khususnya di wilayah Kabupaten Sragen,” terang Agung.
Hingga saat ini naiknya debit air Sungai Bengawan Solo tidak berimbas pada sungai-sungai kecil di Blora yang bermuara di Bengawan Solo. Bahkan, BPBD Blora mengklaim bahwa kondisi saat ini masuk kategori aman.
“Aman (sungai yang bermuara di Bengawan Solo). Semuanya ada tujuh sungai,” ujar dia.
Agung menambahkan, meskipun tren debit Bengawan Solo mengalami kenaikan, BPBD Blora mengklaim kondisi itu Aman untuk 10 jam kedepan atau hingga besok (Rabu, 29 Januari 2025) dini hari.
“Masih aman lah, untuk 6 hingga 10 jam ke depan. Karena level naik berkisar 5 hingga 8 centimeter per jam,” terang Agung.
Menurut Agung, yang terpenting adalah hujan lebat tidak turun dengan durasi yang lama di area lokal atau wilayah Sungai Bengawan Solo yang berada di Kabupaten Blora.
Sebagai informasi tambahan, BMKG Jawa Tengah menetapkan setiap kabupaten/kota di Jawa Tengah berpotensi terdampak cuaca ekstrem pada 29-31 Januari 2024. Hal itu menyebabkan Jawa Tengah memiliki potensi hujan dengan intensitas tinggi dan lebat pada periode tersebut. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Lingkarjateng.id)