DP4 Blora Imbau Peternak Sapi dan Unggas Jaga Kebersihan Kandang

ILUSTRASI: Sapi milik peternak Blora. (Lilik Yuliantoro/Lingkarjateng.id)

ILUSTRASI: Sapi milik peternak Blora. (Lilik Yuliantoro/Lingkarjateng.id)

BLORA, Lingkarjateng.id – Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora, drh. R. Gundala Wijasena, MP., mengimbau kepada para peternak sapi dan unggas untuk menjaga kebersihan kandang yang kemungkinan menjadi sarang penyakit.

“Ketika terjadi hujan berhari-hari, maka hal ini akan menyebabkan hewan akan menjadi stress, misalnya pada sapi. Itu biasanya karena perubahan cuaca, biasanya panas kemudian menjadi dingin. Dan hal itu menyebabkan penyakit yang sifatnya endemis itu muncul,” jelasnya pada Minggu (13/3) sore.

Misalnya, katanya, Bovine Ephemeral Fever (BEF) adalah suatu penyakit pada sapi yang ditularkan oleh serangga (arthropod borne viral disease) yang bersifat benign non contagious dengan ditandai demam mendadak dan kaku pada persendian. Penyakit tersebut dapat sembuh pada beberapa hari kemudian.

Musim Hujan, Harga Sapi di Blora Turun

“Atau juga penyakit surra, yaitu penyakit hewan menular yang disebabkan oleh protozoa parasit Trypanosoma evansi,” terangnya.

Parasit ini hidup di dalam darah inang dan mengakibatkan demam, lemas, anemia dan penurunan berat badan.

“Karena Blora ini sudah dikenal endemis Surra, sehingga bisa muncul penyakit seperti itu,” tambahnya.

Selain itu, muncul juga Salmonellosis, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Genus Salmonella yang bisa menyebabkan mencret pada sapi muda dan sapi dewasa.

“Itu bisa saja terjadi, sehingga perlu penanganan khusus. Diharapkan kandangnya harus selalu kering, selain itu bisa juga diberi vitamin. Minta dokter hewan atau mantri hewan, yang ada di sekitar atau di lokasi untuk bisa memberikan pengobatan pada ternak tersebut,” ungkapnya.

Belajar Peternakan Sapi ke Cianjur, Wujudkan Mimpi Blora Jadi Sentra Peternakan Sapi

Kemudian untuk unggas sendiri, menurut Gundala seperti unggas atau ayam kampung seperti kita ketahui kebanyakan tidak di vaksin.

“Ada beberapa penyakit yang sering muncul, yaitu Newcastle Disease (ND) atau tetelo. Itu bisa saja muncul saat-saat hujan atau pancaroba, atau ketika ayam stress karena cuaca, karena ayam tersebut kan belum divaksin,” terangnya.

Tetapi, kata Gundala bisa juga sebelum kejadian ini, dilakukan pemberian vitamin yang bisa dibeli di poultry shop.

“Itu yang kami imbau kepada warga masyarakat, jangan sampai ternaknya terjadi kematian. Termasuk unggas atau ayam, kalau mungkin ditempatkan ke yang kering,  jangan sampai terkena percikan air hujan angin dingin dan diberi minum vitamin khususnya untuk anak ayam,” tuturnya. (Lingkar Network | Lilik Yuliantoro – Koran Lingkar)

Exit mobile version