Wisata Religi Rembang, Ziarah ke Makam R. A. Kartini

POTRET: Makam R. A. Kartini, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang. (Instagram @shabdasemesta/Lingkarjateng.id)

POTRET: Makam R. A. Kartini, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang. (Instagram @shabdasemesta/Lingkarjateng.id)

Lingkarjateng.id – Raden Ayu (R. A.) Kartini Djojo Adhiningrat atau yang biasa disebut R. A. Kartini merupakan pahlawan kemerdekaan nasional. R. A. Kartini lahir 21 April 1879 di Desa Mayong, Kabupaten Jepara dan wafat pada 17 September 1904 di Rembang Jawa Tengah setelah melahirkan anak satu-satunya, Soesalit Djojoadhiningrat.

Ia merupakan putri ke-2 dari 5 bersaudara dari pasangan Raden Mas Adipati Aryo Samingun Sosroningrat, Bupati Jepara (1880-1905) dengan Ibu Mas Ajeng Ngasirah. Presiden Soekarno menetapkan hari lahir R. A. Kartini yakni 21 April sebagai Hari Kartini.

1. Makam R.A. Kartini

Makam R. A. Kartini terletak di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, tepatnya di sebuah bukit di belakang Kantor Kecamatan Bulu. Makam R. A. Kartini dibangun oleh Raden Mas Djojodiningrat, yang merupakan suaminya dengan mengedepankan unsur budaya Jawa seperti joglo.

Peresmian kompleks Makam R. A. Kartini dilakukan oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa bersama Bupati Kabupaten Rembang, Abdul Hafidz, tepat di hari peringatan Kartini yang ke-138 pada 21 April 2017.

Wisata Religi Rembang, Ziarah ke Makam R. A. Kartini 2

Di bagian depan kompleks Makam R. A. Kartini, terdapat patung besar seorang wanita tengah membawa buku yang menggambarkan sosok Kartini. Di bagian atas gapuro, tertulis “Makam Pahlawan Nasional RA Kartini Djojoadhiningrat”.

Bentuk bangunan makam R. A. Kartini mengadopsi rumah Joglo khas Jawa, sementara nisannya berlapis marmer Italia. Di dalam makamnya, dikelilingi oleh pagar besi. Di kompleks pemakaman ini, terdapat juga makam suami dan anak R. A. Kartini.

2. Perjuangan R. A. Kartini

Lahir dari keluarga bangsawan, membuat R. A. Kartini dapat bersekolah di sekolah milik pemerintah Belanda, hingga membuat R. A. Kartini dapat berbahasa Belanda dengan baik. Dari situlah, R. A. Kartini mulai menulis dan membuat surat yang ditujukan untuk teman-temannya dari Belanda sebagai bukti bahwa R. A. Kartini sedang berjuang untuk menjunjung emansipasi wanita pada masa itu.

Saat itu, R. A. Kartini ingin melanjutkan sekolah ke Semarang atau Betawi, namun karena terhalang adat, mengharuskan ia dipingit karena usianya telah 12 tahun. Saat masa pingitan, ia melanjutkan cita-citanya dengan mendirikan sekolah untuk anak-anak para priyayi.

5 Rekomendasi Objek Wisata Religi di Rembang

3. Buku Habis Gelap Terbitlah Terang

Cita-cita R. A. Kartini yang luhur, terungkap jelas setelah Mr. J. H. Abendanon, sahabat Kartini yang kala itu menjabat sebagai Direktur Kebudayaan, Agama dan Kerajinan Hindia Belanda, pada tahun 1911 menerbitkan buku berjudul Door Duisternis tot Licht , lalu diterjemahkan oleh Balai Pustaka Habis Gelap Terbitlah Terang.

Buku itu berisi himpunan surat-surat R. A. Kartini kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda yang ditulis pada tahun 1900-1904 ketika R. A. Kartini dipingit.

Salah satu kalimat dalam buku itu yang ikonik adalah “… Wij willen voor ons vole werken, het met helpen opvoeden, op heffen tot hooger zedelijk standpunt om zoo te komen tot beter, gelukkige maatschappelijke toestanden…” yang artinya “… kami ingin bekerja untuk bangsa kami, membantu mendidik dan memajukan mereka hingga taraf budaya yang lebih tinggi untuk sampai kepada keadaan masyarakat yang lebih dan berbahagia…”

Selain itu, di dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang akan dijumpai kata-kata dari nasionalisme, demokrasi, negara, bangsa, kemerdekaan hingga kesadaran nasional. Buku ini diterbitkan dan beredar luas di golongan elit cendekiawan Indonesia.

4. Larangan Foto Berdiri

Ada mitos yang beredar, jika hendak berfoto di dekat makam R. A. Kartini tidak diperbolehkan berdiri. Menurut juru kunci R. A. Kartini, memang benar lantaran hal itu sebagai bentuk menghargai jasa R. A. Kartini. Hendaknya jika ingin berfoto duduk atau bersila.

Saat berkunjung ke Makam R. A. Kartini, juru kunci makam tidak memperbolehkan wisatawan melakukan meditasi di makam, wisatawan hanya diperbolehkan untuk berdoa, membacakan ayat suci AlQuran dan melihat sekitar kompleks makam. Hal tersebut sebagai antisipasi terhadap hal-hal yang tak diinginkan dan menghindari penyalahgunaan sebagai tempat untuk melakukan hal-hal yang tidak baik.

Wisata Religi Rembang, Ziarah ke Kompleks Masjid Jami Lasem

5. Mitos Batu Aji

Mitos batu aji yang memiliki khasiat dialami oleh mantan juru kunci makam, Nurani. Ia mengaku memiliki sebutir batu aji yang konon berasal dari Eyang Djajali, abdi terkasih R. M. Sosrokartono, kakak kandung Kartini.

Selain itu, batu aji tersebut berasal dari famili yang mendapatkan wangsit langsung dari R. A. Kartini. Selain itu, dikabarkan juga bahwa batu tersebut merupakan warisan Raja Brawijaya dari Kerajaan Majapahit.

Demikianlah ringkasan wisata religi Rembang, Makam R. A. Kartini. Semoga informasi ini membantu Anda. (Lingkar Network | Jazilatul Khofshoh – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version