Pada Selasa, 30 Juli 2024, sebuah langkah untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga mata di SDN 02 Socokangsi, Desa Socokangsi, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten dilaksanakan. Mahasiswa Kedokteran dari Tim II KKN Universitas Diponegoro 2023/2024 melakukan penyuluhan kesehatan mata dan skrining visus dasar untuk siswa kelas 4-6. Kegiatan ini adalah bagian dari program penyuluhan kesehatan mata yang lebih komprehensif, dirancang untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mata di kalangan anak-anak dan masyarakat sekitar.
Kesehatan mata memainkan peran integral dalam perkembangan anak, terutama dalam konteks pendidikan. Mata merupakan organ vital yang berfungsi sebagai jendela utama bagi anak-anak. Gangguan penglihatan yang lambat dideteksi berpotensi menimbulkan dampak negatif signifikan terhadap prestasi akademis serta perkembangan sosial anak. Di wilayah pedesaan seperti Socokangsi, kesadaran mengenai pentingnya menjaga kesehatan mata masih relatif kurang. Keterlambatan dalam penanganan gangguan penglihatan dapat meningkatkan progresivitas kerusakan mata, mengakibatkan penurunan kualitas hidup, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Program skrining kesehatan mata untuk siswa SD telah digalakkan secara luas oleh puskesmas secara anual, tetapi masih terdapat siswa yang belum mendapatkan program puskesmas tersebut. Program ini dirancang sebagai respons terhadap rendahnya tingkat kesadaran dan akses terhadap layanan kesehatan mata di wilayah pedesaan. Melibatkan siswa SDN 2 Socokangsi dan beberapa posyandu, program ini mencakup dua komponen utama: edukasi kesehatan mata untuk siswa kelas 4, 5, dan 6 serta pelatihan skrining visus bagi kader posyandu.
Ibu Vivit Lidia selaku Kepala Sekolah SDN 02 Socokangsi menyatakan apresiasinya terhadap program ini, masalah kesehatan mata yang seringkali terabaikan, seperti pemeriksaan refraksi rutin, penggunaan kacamata yang sesuai, dan kesadaran akan dampak negatif dari kebiasaan membaca dalam pencahayaan yang kurang atau penggunaan gadget yang berlebih, lebih dimengerti oleh siswa-siswa SDN 02 Socokangsi. Melalui pendekatan yang interaktif dan menarik, dimulai dari penjelasan bagaimana proses melihat terjadi, siswa diajak untuk lebih peka terhadap tanda-tanda gangguan penglihatan, seperti kesulitan membaca tulisan di papan tulis, sering menggosok mata, atau kebiasaan memiringkan kepala saat membaca. Leaflet mengenai gangguan refraksi mata, bagaimana menjaga mata juga diberikan di akhir.
Bagian kedua dari program ini melibatkan pelatihan khusus bagi kader posyandu di Socokangsi dengan menggunakan Optotype Snellen. Para kader diajarkan cara melakukan skrining visus dasar secara mandiri. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kader posyandu dalam mendeteksi gangguan penglihatan sejak dini di tingkat posyandu, khususnya dengan digalakkannya integrasi posyandu di desa-desa. Pelatihan yang diberikan tidak hanya terbatas pada teknis pemeriksaan, tetapi juga meliputi gangguan mata yang umum terjadi seiring bertambahnya usia (katarak senilis, glaukoma, AMD, presbiopia) dan perubahan normal seiring usia, seperti arcus senilis (lingkaran lipid abu-abu di luar kornea) dan floaters (serat/titik kecil di mata yang merupakan lepasan dari vitreous mata). Booklet mengenai gangguan penglihatan dan skrining dasar juga dibagikan untuk seluruh kader posyandu Socokangsi.
Hasil dari program ini menunjukkan adanya peningkatan dalam kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mata. Ibu Siti selaku bidan desa menyatakan terima kasih dan berharap nantinya pelatihan skrining mata yang telah dilakukan akan berkelanjutan dan dilakukan di tiap posyandu. Di wilayah pedesaan, seperti Socokangsi, tantangan utama dalam menjaga kesehatan mata adalah keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan spesialis. Oleh karena itu, program-program seperti ini sangat penting untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Pemberdayaan komunitas lokal, terutama melalui kader-kader posyandu merupakan kunci dalam memastikan keberlanjutan program kesehatan. Dengan memberikan pelatihan dan edukasi yang tepat, diharapkan kader-kader ini dapat terus melaksanakan skrining visus dan penyuluhan kesehatan mata secara mandiri.
Investasi dalam kesehatan mata adalah investasi untuk masa depan anak-anak. Dengan memperkuat kesadaran dan akses terhadap layanan kesehatan mata, setiap anak akan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai potensi terbaik mereka, dengan memperkuat kesadaran dan akses terhadap layanan kesehatan mata, para lansia juga lebih dapat menjaga penglihatan mereka, mengurangi risiko jatuh, dan meningkatkan kualitas hidup mereka di usia senja.