REMBANG, Lingkarjateng.id – Bisnis tanaman hingga saat ini masih sangat menjanjikan. Salah satu komoditas yang punya peluang bagus untuk dipasarkan adalah tanaman anggrek. Meski harganya tidak begitu melejit, akan tetapi pasarannya tergolong stabil karena punya penggemar tersendiri.
Kali ini kami mendatangi pasangan suami istri, Yan Arie Wibowo dan Enny Latifah, warga Desa Pancur, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang yang belum lama ini menggeluti bisnis tanaman anggrek.
Mereka menjual mulai bibit sampai anggrek yang sudah berbunga. Semua dibudidayakan di halaman rumahnya. Di depan rumah dengan luas 4 x 5 meter dan di belakang rumah dengan luas 10 x 4 meter.
Resah akan Timbunan Sampah, Osadhani Dirikan Toko Kelontong Ramah Lingkungan
Enny menceritakan awal mula menekuni bisnis anggrek berawal dari kesukaannya terhadap tanaman tersebut. Ketika dirinya memotret anggrek miliknya dan mempostingnya di media sosial, ternyata ada orang yang berminat membeli.
“Habis kita lepas tadi ke yang berminat, kita coba posting lagi eh ternyata ada terus yang berminat membelinya. Dari situ akhirnya kita tekuni sedikit demi sedikit sambil coba kita kulakan bibit ternyata laku juga,” katanya.
Dengan berjalannya waktu, Enny Latifah mengikuti workshop tentang anggrek di Semarang untuk mengetahui lebih dalam tentang tanaman hias itu. Setelah lebih menguasai tentang anggrek, barulah ia bersama dengan suami memberanikan diri untuk budidaya anggrek di rumah.
Ada berbagai jenis anggrek yang bisa dibeli di rumahnya. Mulai anggrek bulan, anggrek dendrobium, phalaenopsis, vanda dan jenis chatleya.
Liburan Sembari Berburu Durian di Jepara
“Kalau harganya ini bervariasi tapi tetap terjangkau. Seperti bibitnya kita jual Rp 20 ribuan, nanti semakin besar harganya semakin naik. Kemudian yang spike, knop dan mekar istilahnya bloom ini harganya mulai Rp 50 ribuan,” ungkapnya.
Yan Arie Wibowo menambahkan, saat ini penjualannya melalui online atau media sosial. Kemudian setiap hari Jumat, membuka stand di halaman Kantor Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang giat Pasar Tani.
“Selain pembeli dalam kota, sering kali ada pembeli dari luar kota. Seperti Jakarta, Bekasi, Karawang, Bandung, Tuban, Surabaya, luar pulau Lampung juga pernah kita kirim,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Ari mengatakan karakter pembeli berbeda-beda. Namun lebih banyak yang membeli sebelum tanaman anggrek berbunga.
“Istilahnya mereka ingin menikmati proses perawatannya. Mengetahui anggrek itu mengeluarkan kuncup hingga berbunga,” pungkasnya. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar Jateng)